Abstract Myths become an integral part of society’s social and cultural life. This research examines the myth of rambut gimbal (dreadlock) as the cultural identity that is formed amids cultural commodification. This research finds that the identity formation does not occur at the micro but rather at the meso and makro level. At the meso level, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) plays its role in identity formation and the commodification of myth. At the macro level, government’s effort to promote rambut gimbal cutting ceremony as one of cultural festivals and tourism commodity demonstrates a formal legitimation of the cultural identity and the myth commodification. Keywords: commodification, Dieng, ethnogenesis, myth, gimbal, identity AbstrakMitos menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Penelitian ini membahas kaitan antara mitos dengan pembentukan identitas budaya pada suatu masyarakat ditengah terjadinya komodifikasi budaya. Penelitian ini menitikberatkan pada kajian mengenai proses pembentukan identitas budaya oleh masyarakat di dataran tinggi Dieng melalui pelestarian mitos rambut gimbal dan proses komodifikasi mitos rambut gimbal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembentukan identitas dan komodifikasi rambut gimbal tidak terjadi di aras mikro tetapi di aras meso dan makro. Pada aras meso, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) berperan dalam pembentukan identitas dan komodifikasi mitos. Pada aras makro, pemerintah berperan dalam memberikan legitimasi formal pada identitas yang dibentuk di level meso. Kata kunci: Komodifikasi, Dieng, etnogenesis, mitos, gimbal, identitas
CITATION STYLE
Febriyanto, A., Riawanti, S., & Gunawan, B. (2018). Mitos Rambut Gimbal: Identitas Budaya dan Komodifikasi di Dataran Tinggi Dieng. Umbara, 2(1). https://doi.org/10.24198/umbara.v2i1.15670
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.