Abstrak- Berdasarkan pemantauan BMKG di 20 stasiun cuaca dan iklim, suhu di berbagai wilayah Indonesia berkisar antara 34 hingga 37,5 derajat Celsius. Sehingga membuat masyarakat indonesia banyak yang memilih untuk menggunakan pendingin/penyejuk udara tersebut. Banyaknya pilihan mulai dari merk AC, harga dan Kualitas yang ditawarkan membuat konsumen menjadi selektif dalam memilih AC yang akan dibeli. Hal tersebut tentunya disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing konsumen. Fhery menggunakan perhitungan dengan metode Fuzzy SAW(Simple Additive Weighting) dalam Rekomendasi Pemilihan Perangkat Penyejuk Udara dengan kriteria Daya Tahan Umur AC, tingkat Kerusakan, Konsumsi Listrik, Teknologi yang digunakan dan Harga[3]. Dalam penelitian ini akan membuat Sistem Pendukung Keputusan dengan metode MOORA. Karena merupakan salah satu metode DSS yang dapat menentukan tujuan kriteria dengan tingkat penyeleksian yang baik dimana kriteria dapat bernilai menguntungkan(benefit) atau yang tidak menguntungkan(cost). Dengan menggunakan kriteria berdasarkan Daya tahan umur AC, Kapasitas, Konsumsi Listrik, Teknologi yang digunakan dan Harga maka menghasilkan pilihan alternatif yaitu AC Merk SHARP AH-A5UCY dengan Nilai Optimasi sebesar 4,6985 menunjukan bahwa nilai tersebut adalah nilai alternatif terbesar dari nilai alternatif yang lain.Kata Kunci : AC, Spesifikasi AC, MCDM, Metode MOORA
CITATION STYLE
Fitriana, S. (2019). ANALISIS MENENTUKAN REKOMENDASI PENYEJUK UDARA YANG TEPAT MENGGUNAKAN METODE MOORA. EVOLUSI - Jurnal Sains Dan Manajemen, 7(1). https://doi.org/10.31294/evolusi.v7i1.5010
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.