Gigi berjejal (dental crowding) merupakan kasus ortodonti yang paling sering terjadi bahkan hampir 2/3 dari populasimanusia mengalami kondisi ini. Terjadinya kasus gigi berjejal dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalahfaktor gizi, yang dapat diukur melalui skala status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara statusgizi dengan kasus gigi berjejal pada siswa SMP di Kecamatan Medan Baru. Jenis penelitian ini adalah cross sectional.Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik multistagerandom sampling. Sampel penelitian ini berjumlah180 orang dan berasal dari 4 sekolah yang berada di Kecamatan Medan Baru (SMP Negeri 10 Medan, SMP Swasta AlBukhari Muslim, SMP Swasta Nasrani 1, dan SMP Swasta Nurul Hasanah) yang berusia 12-15 tahun. Status gizidiklasifikasikan berdasarkan indeks BMI for age CDC 2000 dan penentuan gigi berjejal diklasifikasikan berdasarkanderajat keparahan yang dikemukakan Proffit. Hubungan status gizi dengan kasus gigi berjejal dianalisis menggunakan chisquare test. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar sampel memiliki status gizi dengan kategori normal yaknisejumlah 131 orang (72,78%) dan terdapat prevalensi yang tidak signifikan antara responden yang memiliki gigi berjejaldan tidak berjejal ,yakni gigi berjejal berjumlah 89 orang (49,44%) dan gigi tidak berjejal sebanyak 91 orang (50,56%).Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kasus gigi berjejal pada siswa SMP Kecamatan Medan Baru dengannilai p=0,750. Sebagai kesimpulan, tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kasus gigi berjejal pada sampelsiswa SMP di Kecamatan Medan Baru.
CITATION STYLE
Erliera, Rika Mayasari Alamsyah, & Novita Zein Harahap. (2015). HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KASUS GIGI BERJEJAL PADA MURID SMP KECAMATAN MEDAN BARU. Dentika: Dental Journal, 18(3), 242–246. https://doi.org/10.32734/dentika.v18i3.1960
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.