PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA ANTARA BINA MARGA DAN AASHTO’93 (STUDI KASUS: JALAN LINGKAR UTARA PANYINGKIRAN-BARIBIS AJALENGKA)

  • Kholiq A
N/ACitations
Citations of this article
52Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Perhitungan perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dapat dilakukan dengan berbagai metode serta ketentuan dan standar perencanaan yang berbeda, disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan konstruksi yang diinginkan. Pada Penelitian ini, dibahas mengenai perbedaan perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya antara Metode Bina Marga dan Metode AASHTO. Metode Bina Marga menggunakan nomogram korelasi antara Daya Dukung Tanah, Lintas Ekivalen Rata-rata dan Faktor Regional didapat nilai Indeks Tebal Perkerasan, maka dengan ITP inilah dapat ditentukan tebal perkerasan dengan konversi koefisien kekuatan relatif material yang akan digunakan. Sedangkan untuk Metode AASHTO berdasarkan jumlah berat kendaraan bus dan truk yang lewat sampai akhir umur rencana, Nilai simpangan baku berdasarkan reabilitas jalan,, Combined Standard Error, tingkat pelayanan dan modulus resilien tanah dasar diperloeh nilai Structural Number (SN) untuk menentukan tebal perkerasan, untuk pembagian nilai SN ditetapkan aturan khusus. Dari hasil perhitungan kedua metode diatas maka dapat dilihat perbedaan ketebalan lapis perkerasan. Sebagai berikut ini; Lapisan perkerasan permukaan (laston MS-744 kg) metode Bina Marga 5,0 cm dan Metode AASHTO 7,5 cm; Lapisan pondasi (Batu Pecah CBR 100%) metode Bina Marga 20,0 cm dan Metode AASHTO 20,0 cm; Lapisan pondasi bawah (Batu Pecah CBR 50%) metode Bina Marga 9,0 cm dan Metode AASHTO tidak menggunakan sirtu sebagai pondasi bawah; Lapisan pondasi bawah (Batu Pecah CBR 70% + Agregat Sub Base) metode Bina Marga tidak menggunakan pondasi bawah dengan nilai CBR 70% dan Metode 39 cm. Kedua metode tersebut yang paling cocok di gunakan dalam pembuatan jalan di Majalengka yaitu dengan metode Bina Marga dikarenakan adanya beberapa faktor ekonomis yang diperhitungkan antara lain; dari segi ketebalan metode Bina Marga lebih tipis yaitu 5,0 cm sedangkan untuk AASHTO yaitu 7,5 cm, dari segi bahan juga metode Bina Marga lebih sedikit mempergunakan bahan-bahan yang diperlukan antara base dan sub base, tapi untuk kualitas hasil dari pekerjaan walaupun dalam segi ketebalan maupun segi bahan lebih relatif ekonomis tetapi metode Bina Marga mempunyai kualitas yang tidak kalah baik dari metode AASHTO.

Cite

CITATION STYLE

APA

Kholiq, A. (2014). PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA ANTARA BINA MARGA DAN AASHTO’93 (STUDI KASUS: JALAN LINGKAR UTARA PANYINGKIRAN-BARIBIS AJALENGKA). J-ENSITEC, 1(01). https://doi.org/10.31949/j-ensitec.v1i01.15

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free