In Malaysia, customary law, especially marriage, should follow Islamic laws. Customary law should not conflict with Islamic law. On the contrary, the Muslim community of Javanese descent in Malaysia can combine customary and Islamic laws balanced. They maintain Javanese marriage traditions by harmonizing Malay customs and Islamic marriage laws, such as rewang (helping each other), slametan (praying together), tunangan (engagement), ijaban (wedding), and nyumbang (donating). To contribute to previous studies, this article aims to critically examine the dialectic between customary and Islamic laws regarding the marriage tradition of the Javanese Muslim community in Selangor and Johor, Malaysia. The analysis results show that the dialectic of customary and Islamic laws concerning the concept of marriage for the Javanese Muslim community in Malaysia encourages negotiations so that customs in harmony with the Islamic law can be maintained, and conflicting traditions can be abandoned. The dialectic between customary and Islamic laws in the marriages of Javanese Muslim communities in Malaysia is closely related to social, economic, and traditional symbols of carrying out religious teachings, strengthening solidarity, and preserving tradition.Di Malaysia, keberadaan hukum adat harus mengikuti hukum Islam khususnya dalam tradisi perkawinan sehingga hukum adat tidak boleh bertentangan dengan hukum Islam. Berbeda dengan masyarakat Muslim Keturunan Jawa di Malaysia yang mampu memadukan hukum adat dan hukum Islam secara seimbang. Mereka mempertahankan tradisi perkawinan Jawa dengan memadukan adat Melayu dan hukum perkawinan Islam seperti rewang, slametan, tunangan, ijaban, dan nyumbang. Untuk berkontribusi pada kajian terdahulu, artikel ini bertujuan untuk mengkaji secara kritis dialektika antara hukum adat dan hukum Islam dalam tradisi perkawinan masyarakat Muslim Keturunan Jawa di Selangor dan Johor, Malaysia. Kajian dalam artikel ini menunjukkan bahwa dialektika hukum adat dan hukum Islam dalam konsep perkawinan masyarakat Muslim Keturunan Jawa di Malaysia mendorong terjadinya negosiasi sehingga adat yang selaras dengan hukum Islam tetap dipertahankan dan tradisi yang bertentangan ditinggalkan. Dialektika antara hukum adat dan hukum Islam dalam perkawinan masyarakat Muslim Keturunan Jawa di Malaysia sangat terkait erat dengan simbol sosial, ekonomi dan tradisi sebagai bagian dari menjalankan ajaran agama, memperkuat solidaritas dan melestarikan adat
CITATION STYLE
Rafianti, F., Dwijayanto, A., & Dali, A. M. (2021). The Dialectics of Islamic Law and Customary Law on Marriage Concept of Javanese Muslim in Malaysia. Justicia Islamica, 18(2), 298–317. https://doi.org/10.21154/justicia.v18i2.3126
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.