Masalah estetik dapat diatasi dengan pendekatan restorasi, ortodontik maupun kombinasi keduanya. Perawatan restorasi dapat dilakukan jika pasien menolak untuk dilakukan perawatan ortodontik. Perawatan restorasi mencakup pembuatan ilusi perubahan arah gigi tanpa merubah lokasi akar gigi. Kecelakaan iatrogenik yang disebabkan oleh hilangnya panjang kerja dapat menyebabkan perforasi apikal. Salah satu manajemen perawatan perforasi apikal adalah dengan Ca(OH)2. Tujuan dari artikel ini adalah menginformasikan keberhasilan perawatan restorasi untuk perbaikan estetik serta keberhasilan perawatan perforasi apikal menggunakan Ca(OH)2. Laki – laki berusia 20 tahun datang dengan fraktur gigi insisivus akibat kecelakaan 7 tahun yang lalu. Gigi insisivus maksila pertama kanannya telah dilakukan perawatan saluran akar dan direstorasi dengan resin komposit. 6 tahun kemudian, pasien merasakan sakit pada giginya, perkusi dan palpasi positif serta ditemukan mobilitas. Pasien juga merasakan gigi depannya berubah warna dan berjejal. Pada pemeriksaan radiografis ditemukan material obturasi yang overfilling disertai pelebaran ligamen periodontal. Perawatan perforasi apikal untuk gigi insisivus maksila pertama kanan dilakukan menggunakan Ca(OH)2, dilakukan juga perawatan saluran akar pada gigi insisivus maksila pertama kiri. Berjejalnya gigi depan diperbaiki dengan restorasi menggunakan resin komposit direk dengan penguat pasak fiber. Masalah estetik gigi depan dapat diperbaiki menggunakan pendekatan restoratif, serta perawatan saluran akar dengan perforasi apikal dapat dilakukan dengan menggunakan Ca(OH)2. ABSTRACT: Aesthetically Compromized Maxillary Central Incisor with Apical Perforation. Aesthetical problem may be corrected restoratively, orthodontically or with combination of both approaches. Restorative treatment could be done for a patient due to several reasons; one of them is when patients refuse orthodontic treatment. Restorative alternatives create the illusion of movement without altering the location of the tooth root. Iatrogenic accident as a result of the loss of working length could lead to apical perforation. One of the management for apical perforation is Ca(OH)2. The aim of this case report is to present the success of repairing aesthetically compromised tooth with fiber reinforced composite and root canal retreatment with apical perforation using Ca(OH)2 as a repair and sealing material. A 20 year old male patient had a fractured incisor following a traumatic incident 7 years previously. The maxillary right central incisor was endodontically treated and restored with composite resin. 6 years later, the patient felt pain in his two central incisor teeth and tenderness to percussion; palpation was positive and mobility was detected. The patient also felt discoloration and misalignment of his central incisor. The radiographic examination reveals an overfilling of obturation material with enlargement of periodontal ligament. A root canal retreatment for maxillary right central incisor with apical perforation using Ca(OH)2 as repair and seal material and root canal treatment for maxillary left central incisor was conducted. The aesthetically compromised maxillary central tooth was corrected restoratively using fiber reinforced composite. The aesthetically compromised central tooth was proven to be successfully corrected using fiber reinforced composite and the apical perforation successfully sealed using Ca(OH)2.
CITATION STYLE
Afiati, S. D., & Santosa, P. (2016). Perawatan Estetik pada Insisivus Sentral Maksila dengan Perforasi Apikal. Majalah Kedokteran Gigi Klinik, 1(1), 71. https://doi.org/10.22146/mkgk.11925
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.