Abstract. Self-esteem is an assessment made by individuals in viewing themselves, especially the attitude of rejecting, accepting, and believing in one's abilities, significance, success and worth. Assertiveness is the ability to express opinions and needs in an honest and open manner. Adolescents must develop assertive behavior in social relations so that they can communicate and interact well in the family, school and community environment. If adolescents do not have both attitudes, it will affect the ability to interact and adjustment to the environment. The purpose of this study was to determine the relationship between self-esteem and the assertive behavior of junior high school students in Cianjur Regency. This study used a sample of 270 respondents and used ordinal scale data for both variables using the correlational method. In this study, using questionnaire data collection regarding self-esteem from Coopersmith (1967) and assertive behavior based on the theory of Rathus (1980) which was adapted by Wulandari in 2018. The results of data processing show that there is a positive relationship between self-esteem and assertive behavior Middle school students in Cianjur Regency amounted to 0.607 which is classified as moderate, meaning that the higher the level of self-esteem, the higher the assertive behavior, the lower the level of self-esteem, the lower the level of assertive behavior of junior high school students in Cianjur district. Abstrak. Harga diri (self esteem) merupakan penilaian yang dibuat individu dalam memandang dirinya, terutama sikap menolak, menerima, serta percaya terhadap kemampuan diri, keberartian, kesuksesan serta keberhargaan. Asertivitas yaitu kemampuan dalam mengungkapkan pendapat dan kebutuhan yang dilakukan secara jujur dan terbuka. Remaja harus mengembangkan perilaku asertifnya dalam hubungan sosial supaya bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Jika remaja tidak memiliki kedua sikap tersebut maka akan mempengaruhi kemampuan untuk berinteraksi serta penyesuaian terhadap lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara self esteem dengan perilaku asertif siswa SMP di Kabupaten Cianjur. Penelitian ini memakai sampel 270 responden serta menggunakan data berskala ordinal untuk kedua variable dengan metode korelasional. Di dalam penelitian ini, menggunakan pengumpulan data kuisioner mengenai self esteem dari Coopersmith (1967) dan perilaku asertif berdasarkan teori Rathus (1980) yang telah diadaptasi oleh Wulandari pada tahun 2018. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa ada hubungan yang positif antara self esteem dengan perilaku asertif siswa SMP di Kabupaten Cianjur sebesar 0.607 yang tergolong sedang, artinya semakin tinggi tingkat self esteem maka semakin tinggi juga perilaku asertif, semakin rendah tingkat self esteem maka semakin rendah juga tingkat perilaku asertif siswa SMP di kabupaten Cianjur.
CITATION STYLE
Kusumah, A. A., & Rosiana, D. (2023). Hubungan antara Self Esteem dengan Perilaku Asertif Siswa SMP di Kabupaten Cianjur. Bandung Conference Series: Psychology Science, 3(2), 1065–1070. https://doi.org/10.29313/bcsps.v3i2.9514
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.