Kemampuan berbicara dan bercerita anak yang kurang baik dapat dilihat dari kesulitan menjawab pertanyaan sederhana dari guru. Kemampuan siswa yang lemah dalam mengungkapkan pikirannya biasanya menyebabkan mereka menjadi pendiam di sekolah dan tidak mampu menjawab pertanyaan guru. Sejak masa kanak-kanak, dia juga diharapkan mengerti bahasa lain. Memahami percakapan merupakan kemampuan dasar siswa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Karena anak usia 5-6 tahun biasanya sudah mulai berkomunikasi secara verbal dengan lingkungannya dan kebanyakan anak di taman kanak-kanak sudah memiliki lebih dari 8000 kata. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Sampai saat ini model naratif dianggap cocok untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Namun, model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang juga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dengan cara yang lebih menarik. Kedua model ini dibandingkan untuk menentukan model mana yang lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak usia dini berdasarkan jenis kelamin. Penelitian dilakukan di TK Bina Pendidikan Pekanbaru pada anak usia 5-6 tahun dan metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan ANOVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa pada anak usia dini. Peran guru dan orang tua sangat penting dalam perkembangan bahasa anak. Dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Untuk mencapai kemampuan berbahasa yang baik, guru harus kreatif dan menyesuaikan metode yang digunakan dengan karakter dan kebutuhan masing-masing anak
CITATION STYLE
ARI WULANDARI, & RIVO PANII YUDHA. (2023). Pengaruh Metode Pembelajaran Bercerita dan Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini Usia 5-6 Tahun. Incrementapedia: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 99–108. https://doi.org/10.36456/incrementapedia.vol5.no1.a7305
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.