Perceraian terus menjadi masalah sosial yang serius dan mempengaruhi perkembangan anak-anak, terutama pada anak berusia remaja. Individu remaja mengalami peningkatan emosionalitas yang tidak seimbang, sensitivitas, serta berbagai karakteristik dari periode transisi yang membuat mentalitas remaja dari keluarga yang tidak lengkap menjadi sangat rentan. Menurut Amato (2000) dampak dari perceraian akan mempengaruhi psychological well-being anak. Meskipun demikian, sejumlah penelitian membuktikan bahwa penyesuaian diri anak dengan orangtua bercerai dapat dilihat dari salah satu aspek penting, yaitu bagaimana kualitas hubungan yang terjalin antara anak dengan orangtua sebelum dan sesudah bercerai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran psychological well-being individu dewasa awal yang mengalami perceraian orangtua di usia remaja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara interview yang melibatkan lima orang individu dewasa awal dengan rentang usia 20-21 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelima subyek memiliki psychological well-being yang baik. Selain itu, keempat subyek telah menerima perceraian orangtua tersebut, hanya satu subyek yaitu NA yang masih belum bisa menerima sepenuhnya kenyataan tersebut.
CITATION STYLE
Sapphira, A. N. C., & Suryadi, D. (2022). GAMBARAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING INDIVIDU DEWASA AWAL DENGAN LATAR BELAKANG KELUARGA BERCERAI. Jurnal Muara Medika Dan Psikologi Klinis, 2(1), 29–34. https://doi.org/10.24912/jmmpk.v2i1.19134
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.