Penelitian ini merupakan penerapan model perkuliahan terpadu Sorogan-Bandongan pada materi mekanisme reaksi substitusi nukleofilik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan materi yang perlu ditekankan dalam perkuliahan. Sampel adalah 31 mahasiswa Jurusan Kimia UNESA yang mengambil mata kuliah Kimia Organik I semester genap Tahun Ajaran 2013/2014. Langkah penelitian terdiri atas menugaskan mahasiswa membaca dan mengerjakan pertanyaan handout sebelum perkuliahan, tes diagnostik, pembahasan materi, pelaksanaan sorogan, bandongan, dan tes akhir. Data penelitian dianalisis menggunakan pendekatan mixed methods. Data kualitatif menunjukkan bahwa 25 mahasiswa membaca handout sebelum perkuliahan, 21 mahasiswa berpendapat lebih mudah memahami perkuliahan setelah membaca handout, dua mahasiswa menyatakan memahami 25% isi handout, 13 mahasiswa memahami 50%, dan 10 mahasiswa memahami 75%. Hasil tes diagnostik menunjukkan bahwa 15% mahasiswa kesulitan memahami pengertian reaksi substitusi, 19% nukleofilisitas, 90% asam-basa Lewis, 23% konfigurasi elektron, 13% pengisian orbital, 23% hibridisasi, 55% penentuan struktur Lewis, 65% elektronegatifitas, 48% SN2, dan 83% SN1. Lima puluh enam persen (56%) mahasiswa kesulitan membedakan mekanisme reaksi SN1 dan SN2. Data kuantitatif menunjukkan korelasi antara handout, tes diagnostik, dan tes akhir adalah sebesar 0,511. Implementasi model terpadu Sorogan–Bandongan dapat meningkatkan efektifitas perkuliahan.Kata kunci: Model Sorogan-Bandongan, tes diagnostik, mekanisme reaksi.
CITATION STYLE
Rinaningsih, R. (2014). IMPLEMENTASI MODEL PERKULIAHAN TERPADU SOROGAN-BANDONGAN UNTUK MENENTUKAN PEMAHAMAN MAHASISWA DALAM MEMPELAJARI MEKANISME REAKSI. Jurnal Pengajaran Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 19(2), 266. https://doi.org/10.18269/jpmipa.v19i2.469
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.