ABSTRACT This study aimed to examine the growth and production of potato crop varieties and varieties Granola Supejhon on two altitude, which is 750 m above sea level and 1200 m above sea level, studies using randomized block design with two factors. The first factor is the Granola variety and Supejhon. The second factor is the altitude, which is 750 m above sea level and 1200 m asl. The results of this study indicate that the rate Crop Growth Rate (LTT) and the Tuber Growth Rate (LTU) of Supejhon Granola varieties have a much higher altitude 1200 m asl (Modoinding) compared with altitude 750 m asl (Langowan). The altitude effect on the number of tubers / plant and production / plot, otherwise varieties had no effect on the number of tubers / plant, weight of tubers / plot and production / plot, and there is no interaction between variety and altitude. At altitude 750 m asl, both varieties yield an average production of tubers / plot of 1343.20 g (1.34 kg), whereas the altitude of 1200 m asl generate 7462.18 g (7.46 kg). Based on the average, the weight of tubers / plant and production / plots at very low reached by the two varieties of Granola and Supejhon well, so that the two varieties are not recommended to be cultivated at altitude 750 m above sea level. Further research is needed to examine other potato varieties that can be cultivated in areas with altitude of 750 m asl. Keywords: Potato, growth, production, level altitudes ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan produksi tanaman kentang varietas Granola dan varietas Supejhon pada dua ketinggian tempat, yaitu 750 m dpl dan 1200 m dpl, penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor. Faktor pertama adalah varietas Granola dan Supejhon. Faktor kedua adalah ketinggian tempat, yaitu 750 m dpl dan 1200 m dpl. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Laju Tumbuh Tanaman (LTT) rata-rata dan Laju Tumbuh Umbi (LTU) rata-rata varietas Granola dan Supejhon memiliki nilai yang jauh lebih tinggi pada ketinggian tempat 1200 m dpl (Modoinding) dibandingkan dengan ketinggian tempat 750 m dpl (Langowan). Ketinggian tempat berpengaruh terhadap jumlah umbi/tanaman dan produksi/petak, sebaliknya varietas tidak berpengaruh terhadap jumlah umbi/tanaman, bobot umbi/petak dan produksi/petak, serta tidak terdapat interaksi antara varietas dan ketinggian tempat. Pada ketinggian tempat 750 m dpl, kedua varietas menghasilkan rata-rata produksi umbi/petak sebesar 1343,20 g (1,34 kg), sedangkan pada ketinggian tempat 1200 m dpl menghasilkan 7462,18 g (7,46 kg). Berdasarkan nilai rata-rata, bobot umbi/tanaman dan produksi/petak yang sangat rendah dicapai oleh kedua varietas baik Granola maupun Supejhon, sehingga kedua varietas tersebut tidak dianjurkan untuk dibudidayakan pada ketinggian 750 m dpl. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menguji varietas kentang lainya yang dapat dibudidayakan pada daerah dengan ketinggian tempat 750 m dpl. Kata kunci: Kentang, pertumbuhan, produksi, ketinggian tempat
CITATION STYLE
Mailangkay, B. H., Paulus, J. M., & Rogi, J. E. X. (2012). PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA DUA KETINGGIAN TEMPAT. EUGENIA, 21(3). https://doi.org/10.35791/eug.18.2.2012.3954
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.