Tidak sedikit pembelajar mengalami kesulitan dalam pembelajaran membaca pemahaman (selanjutnya dibaca dokkai). Hasil angket yang disebarkan (September 2014) menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami mayoritas mahasiswa dalam pembelajaran dokkai adalah memahami kanji, bunpou, arti kosakata, dan makna kalimat. Jadi dapat dikatakan kesulitan yang kompleks apalagi dilakukan oleh sendiri (Broughton dalam Tarigan, 2008; Iskandarwassid, 2008). Untuk memecahkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan suatu kegiatan kerjasama dalam memahami wacana yaitu dengan salah satu metode Peer Learning yang pada akhir-akhir ini sedang banyak dilakukan di negara Jepang. Teori Peer Reading (Ogasa Emiko, 2006; Kobayashi Yuki, 2012) diambil berdasarkan teori Tateoka (2004, 2007) yang dijadikan sebagai sumber utama dari kajian pustaka (pilot study) pada penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam pembelajaran dokkai setelah menggunakan metode Peer Reading dan untuk mengetahui tingkat keefektifitasan penerapan metode Peer Reading dalam pembelajaran dokkai. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen murni dengan desain Pre-Test Post-Test Control Design. Sampel penelitian adalah mahasiswa tingkat 2 Departemen Pendidikan Bahasa Jepang tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 40 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Peer Reading lebih efektif dalam pembelajaran dokkai dibandingkan dengan metode konvensional. Selain itu, analisis data angket menunjukan bahwa mahasiswa memberikan respon yang positif terhadap penerapan metode Peer Reading dalam pembelajaran dokkai.
CITATION STYLE
Rasiban, L. M., & Dianasari, W. (2017). EFEKTIVITAS METODE PEER READING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN (DOKKAI ). JAPANEDU: Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran Bahasa Jepang, 2(1), 9. https://doi.org/10.17509/japanedu.v2i1.6999
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.