Hubungan nilai APGAR dan sepsis neonatorum di RSUD Wangaya, Bali

Abstract

Backgrounds:  Sepsis is one of the causes of neonatal death which is affected by many factors. One of them is asphyxia, a condition lack of oxygen supply that can occure before, during and after birth. The APGAR score is a fastest way to assess wether a newborn has asphyxia. For this reason, this study aims to determine the relationship between APGAR score and the incidence of neonatal sepsis. Methods: A cross-sectional observational analytic study was conducted by collecting data from the medical records of patients who met the inclution and exclution criterias with consecutive sampling techniques. The research samples were neonates aged 0-28 days who were treated in the Perinatology and NICU rooms at Wangaya General Hospital Bali in January 2018 until March 2022. After the datas were collected, the datas were processed using SPSS software and bivariate analysis by using the chi-square test. Confounder varibles will be controlled by design and by analysis. Result: From 114 neonates that treated in January 2018 until March 2022, there are 52 (45,6%) of them experienced neonatal sepsis. Factors that have a corellation with the incidendences of neonatal sepsis are the 1st minute APGAR value (P = 0,000) and the 5th minute APGAR value (P= 0,000). Conclusion: Neonates with APGAR scores < 7 are twice at risk of suffering from neonatal sepsis compared to babies with APGAR values 7 at 1 and 5 minutes.   Latar belakang: Sepsis merupakan salah satu penyebab kematian neonatus yang dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya adalah asfiksia, kondisi kekurangan asupan oksigen yang dapat terjadi sebelum, sesaat dan setelah bayi lahir. Nilai APGAR merupakan salah satu cara cepat untuk menilai apakah bayi baru lahir mengalami asfiksia. Untuk itu penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan nilai APGAR dengan kejadian sepsis neonatorum. Metode: Penelitian analitik observasional potong lintang dilakukan dengan mengambil data rekam medis pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan teknik consecutive sampling sampel. Sampel penelitian adalah neonatus berusia 0-28 hari yang dirawat diruang Perinatologi dan NICU RSUD Wangaya, Denpasar pada bulan Januari 2018 – Maret 2022. Setelah terkumpul, data diolah menggunakan software SPSS dan dianalisa secara bivariat menggunakan uji Chi-square. Variabel perancu akan dikendalikan by design dan by analysis. Hasil: Dari 114 neonatus yang dirawat pada bulan Januari 2018 – Marat 2022, 52 (45,6%) bayi diantaranya mengalami sepsis neonatorum. Faktor yang memiliki hubungan dengan kejadian sepsis neonatorum adalah nilai APGAR menit ke 1 (P = 0,000) dan nilai APGAR menit ke 5 (P = 0,000). Kesimpulan: Bayi dengan nilai APGAR < 7 beresiko > 2 kali menderita sepsis neonatorum dibanding bayi dengan nilai APGAR ≥ 7 pada menit ke 1 dan ke 5.