Penelitian dilatarbelakangi kondisi situs sejarah berupa makam Sultan Banjar di kawasan lahan basah Kesultanan Banjar, Kalimantan Selatan tahun 1526-1860 yang belum didaftarkan, diregister serta ditetapkan menjadi Cagar Budaya. Tujuan penelitian menginventarisasi lokasi, bentuk (tipologi) dan ragam hias Makam Sultan Banjar. Sebagai bahan masukan kebijakan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Banjarmasin maupun Kabupaten Banjar dalam rangka pencatatan, pendaftaran, register hingga penetapan Cagar Budaya. Hal ini sesuai fokus bidang Riset Unggulan ULM yakni pendidikan dan seni budaya. Penelitian menggunakan metode sejarah, pendekatan arkeologis. Hasil inventarisasi dari 17 Sultan Banjar hanya 9 makam teridentifikasi, sementara 7 makam yang diduga di Martapura dan 1 di Bogor (Jawa Barat) tidak ditemukan lokasinya. Kondisi makam teridentifikasi bervariasi mulai terawat, kurang terawat hingga tidak terawat (terbengkalai). Makam terdiri dari unsur jirat, nisan, dan cungkup. Bahan pembuatan nisan dan jirat yaitu kayu, batu, bata dan logam. Terdapat tiga langgam nisan, yaitu langgam Aceh, Demak Troloyo dan lokal. Ragam hias makam terdiri atas motif flora, garis lurus, lingkaran, segitiga, dan jajaran genjang. Kesimpulan bahwa makam 16 Sultan Banjar yang pernah memerintah di lahan basah Kesultanan Banjar tahun 1526-1860 tersebar di wilayah Banjarmasin, Martapura dan Bogor. Kondisi bervariasi mulai terawat, kurang terawat dan terbengkalai sehingga perlu perhatian instansi berwewenang dan masyarakat
CITATION STYLE
Mansyur, M., & Effendi, R. (2023). TIPOLOGI DAN RAGAM HIAS MAKAM SULTAN BANJAR DI KAWASAN LAHAN BASAH KESULTANAN BANJAR TAHUN 1526-1860. Yupa: Historical Studies Journal, 7(1), 17–27. https://doi.org/10.30872/yupa.v7i1.1072
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.