Ekoleksikon Ke-Kaghati-An Bahasa Muna

  • Sidu N
N/ACitations
Citations of this article
16Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Tulisan ini memaparkan tentang ekoleksikon ke-kaghati-an dalam bahasa Muna. Hasil analisis di- peroleh Ekoleksikon flora berdasarkan data yang diperoleh, seperti bhontu ‘waru’; bhale ‘daun palma’; kolope ‘gadung’; nanasi ‘nenas hutan’. Ekoleksikon fauna diperoleh data, seperti bubu ‘kutu’; dumbi ‘kecoak’; waea ‘kelelawar’; kaghule-ghule ‘ulat’. Ekoleksikon alam, seperti ghuse ‘hujan’; kawea ‘angin’; fiu ‘berhembus bertiup’; kabhawo ‘gunung’; wite ‘bumi/tanah’; kalangkari ‘jagung musim timur. Ekoleksikon kepercayaan diperoleh data seperti kotupa ‘ketupat’; ahera ‘akhirat’; dupa ‘dupa’; dhoa ‘doa’; mate ‘mati/meninggal’. Satuan-satuan lingual khazanah leksikon ke-kaghati-an bahasa Muna terfokus pada bentuk dan kategori. Bentuk leksikon berdasarkan data yang diperoleh, didapat leksikon bentuk tunggal, bentuk kompleks (afiksasi dan reduplikasi) dan bentuk majemuk. Yang termasuk bentuk tunggal seperti tapu ‘ikat’; bhera ‘patah’; tomba ‘keranjang’; pani ‘sayap’; alo ‘malam’; bhala ‘dosa’; simpi ‘jepit’; dan pughu ‘pohon’. Sedangkan yang termasuk dalam bentuk kompleks terbagi atas kelompok leksikon berafiks seperti bhatende ‘dianjung’, kasaa ‘alat penyeimbang’, fohoro ‘terbangkan’; fekalaa ‘luruskan/jadikan lurus’; meala ‘mengambil’; pokai ‘saling kait’; setomba ‘satu keranjang’; piki-owa-hi-ghoo ‘segera ditambahkan talinya’; kalaghoo ‘bawa pergi’; dan didiwi ‘sayati’. Kelompok kata seperti sala bhate ‘salah bentuk’; kawea bunta ‘angin di awan’ termasuk bentuk majemuk. Kelompok; kata ulang seperti ule -->ka-ule -ule ‘berputar-putar’; kangia-->ka-kangi-kangia ‘berputar terus-menerus’. Adapun kategori leksikon- leksikon ke-kaghati-an tersebut adalah kategori nomina, verba, dan adjektiva. Kategori nomina seperti kalolonda, punda. Kategori verba seperti kumbu, pulo, timpu, lepesi. Kategori adjektiva diperoleh leksikon-leksikon seperti malu ‘lembek’; ghosa ‘keras’; todo ‘kencang’; nifi ‘tipis’. Ungkapan falia ke-kaghati-an diperoleh data seperti O falia nelaa kaindereno, nomangkulepaane ‘pemali rangka tengahnya diambil dari buluh yang lurus, nanti mudah menukik’; O falia dofofotingkulu rokolopeno, neuleane ‘pemali daun gadungnya dipasang terbalik, nanti berputar pada waktu terbang.’ Pelestarian kekayaan leksikon dalam GTBM itu sangat penting, baik untuk keberlanjutan hidup bahasa Muna maupun kelestarian kaghati dengan tradisi dan budayanya yang di dalamnya tersimpan makna dan nilai budaya warisan masa lalu sebagai bagian dari jati diri guyub tuturnya, terutama bagi generasi mudanya. Kata

Cite

CITATION STYLE

APA

Sidu, N. (2017). Ekoleksikon Ke-Kaghati-An Bahasa Muna. RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, 2(2), 328. https://doi.org/10.22225/jr.2.2.64.328-349

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free