This study aims to investigat e the representation of violence, revenge, and scapegoating in three Indonesian short stories, i.e. “Kuli Kontrak” [The Contract Coolie] by Mochtar Lubis, “Tukang Cukur” [The Barber] by Budi Darma, and “Akhir Perjalanan Gozo Yoshimasu” [ The End of Gozo Yoshimasu’s Journey] by Sori Siregar. Content analysis method is applied to read the short stories in light of René Girard’s theory of mimetic desire and sacpegoating. The study reveals that first , violence as repercussion of mimetic desires and rivalry can occur between individuals, individuals to groups, and groups to individuals; and violence is contagious and spreads quickly. Second , revenge which is a direct impact of rivalry in the three short stories takes place on behalf of women, bloodshed, and power; and the most corrosive is power. Third , the scapegoat mechanism in these short stories has different causes and implications; while the similarity is that the scapegoat manifests in the defeated and marginalized personas. They are sacrificed to break the chains of violence and to bring peace. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengamati representasi kekerasan, balas dendam, dan pengambinghitaman dalam tiga cerpen Indonesia, yaitu “Kuli Kontrak” karya Mochtar Lubis, “Tukang Cukur” karya Budi Darma, dan “Akhir Perjalanan Gozo Yoshimasu” karya Sori Siregar. Metode content analysis digunakan dalam penelitian ini dengan terang teori hasrat mimesis dan kambing hitam dari René Girard. Penelitian ini menghasilkan tiga temuan. P ertama , kekerasan sebagai buntut hasrat mimesis dapat terjadi antarindividu, inividu terhadap kelompok, dan kelompok terhadap individu. Kekerasan bersifat menular serta menyebar dengan cepat. Kedua , aksi balas dendam yang merupakan dampak langsung rivalitas dalam ketiga cerpen terjadi atas nama perempuan, kucuran darah, dan kekuasaan. Dari ketiga hal tersebut yang paling korosif adalah kekuasaan. Ketiga , mekanisme kambing hitam pada ketiga cerpen memiliki penyebab dan siratan yang berbeda-beda, sedangkan persamaannya adalah kambing hitam mewujud dalam diri tokoh-tokoh yang kalah dan terpinggirkan. Mereka dikorbankan untuk memutus rantai kekerasan sehingga dapat membawa perdamaian.
CITATION STYLE
Dewi, N. (2020). Kekerasan, Balas Dendam, dan Pengkambinghitaman dalam Tiga Cerpen Indonesia. JENTERA: Jurnal Kajian Sastra, 9(1), 43. https://doi.org/10.26499/jentera.v9i1.1755
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.