RSI Sultan Agung Semarang mengalami persaingan di pasar bebas dan harus memperbaiki pelayanan dengan salah satu strategi yaitu menumbuhkan keterikatan kerja pada perawat melalui peran pemimpin dengan kepemimpinan transformasional.Keterikatan kerja adalah keadaan karyawan yang bekerja secara aktif terlibat penuh dengan semangat, berkomitmen, memfokuskan pikiran pada pekerjaan dan menunjukkan kepuasan dalam bekerja. Kepemimpinan transformasional merupakan penilaian karyawan terhadap pemimpin yang memiliki kemampuan dalam memotivasi, memberikan kepercayaan, sehingga karyawan bekerja melebihi kemampuan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan keterikatan kerja. Sampel penelitian berjumlah 65 perawat RSI Sultan Agung Semarang yang diambil menggunakan teknik convenience sampling. Pengumpulan data menggunakan Skala Keterikatan Kerja (24 aitem, α= .88) dan Skala Kepemimpinan Transformasional (26 aitem, α= .92). Analisis regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan positif dansignifikan antara kepemimpinan transformasional dengan keterikatan kerja dengan (r= .80, p< .001) yang berarti semakin positif penilaian perawat terhadap kepemimpinan transformasional atasan maka semakin tinggi keterikatan kerja. Kepemimpinan transformasional memiliki sumbangan efektif sebesar 64.3% terhadap keterikatan kerja.RSI Sultan Agung harus mempertahankan keterikatan kerja pada perawat rawat inap yang tinggi dengan meningkat dan mempertahankan penilaian positif pada pemimpin dengan kepemimpinan transformasional.
CITATION STYLE
Wisobroto, S., & Prihatsanti, U. (2017). HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA PERAWAT RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG. Jurnal EMPATI, 6(1), 379–384. https://doi.org/10.14710/empati.2017.15160
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.