Perayaan Siwaratri dapat dinayatakan sebagai sebuah konstruksi sosial-religi, hal ini mengingat adanya unsur eksternalisasi dalam wujud sebuah konsep Siwaratri, objektivasi (pelembagaan proses ritual dan disiplin diri untuk memuja Tuhan dalam manisfestasinya sebagai pemralina), dan internalisasi yakni penyerapan nilai dan norma dalam Perayaan Siwaratri sebagai fondasi dalam mewujudkan konsolidasi harapan, keyakinan, kebangkitan sikap mental menuju pencerahan dan liberasi. Proses konstruksi dilakukan dengan menyusun kembali informasi tentang Siwaratri baik yang berupa pengetahuan, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan sikap, tradisi-tradisi, serta pola-pola tindakan tertentu yang diperoleh dalam praktek keagamaan ini menjadi satu struktur informasi yang powerful, dalam arti bermakna, berbasis nilai-nilai, terintegrasi dan selalu aktif memandang untuk selalu dapat direfleksikan kembali. Pengetahuan dan keyakinan mengenai Siwaratri bukanlah realitas objektif yang ada di luar diri manusia, melainkan rekonstruksi aktif dalam pikiran manusia ketika berinteraksi dalam kehidupan beragama dan sekaligus keyakinan itu dapat membangun kembali pengetahuan, nilai-nilai, dan tindakan tertentu yang berguna bagi subjek (umat Hindu) terutama dalam membangun kesalehan personal, struktural, dan sosial.
CITATION STYLE
Subawa, I. M. P. (2020). Esensi Perayaan Siwaratri: Konsep dan Implementasinya dalam Konstruksi Pengetahuan Keagamaan Menuju Pencerahan. Satya Widya: Jurnal Studi Agama, 3(1), 13–26. https://doi.org/10.33363/swjsa.v3i1.439
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.