Kawasan perkotaan merupakan daya tarik dalam segala bidang bagi wilayah sekitar. Fenomena kepadatan dan kemacetan lalu lintas menuju kawasan perkotaan merupakan masalah serius dalam sistem transportasi. Pengembangan transportasi perkotaan aglomerasi menjadi upaya memecahkan permasalahan tersebut. Bus Rapid Transit (BRT) merupakan konsep pengembangan transportasi pada kawasan perkotaan aglomerasi dengan penerapan sistem pelayanan yang cepat, jalur tetap dan jadwal teratur. Tarif merupakan daya tarik utama dalam sistem transportasi. Selain penetapan tarif atas dasar biaya operasional kendaraan, perlu juga dikaji kemampuan daya beli masyarakat pengguna transportasi agar nilai tarif yang ditetapkan dapat diterima masyarakat. Desain dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan fokus studi kasus transportasi. Data penelitian diambil dengan metode kuesioner dengan tujuan untuk mendapatkan nilai kemampuan bayar dan kesediaan bayar pengguna transportasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengguna Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng koridor Semarang-Gubug yang berusia 15-65 tahun dengan pendidikan minimal Sekolah Menengah Pertama. Dari hasil penelitian diperoleh nilai tarif kemampuan daya beli pengguna jasa transportasi, untuk kategori pelajar/buruh/veteran nilai ATP sebesar Rp. 4.626,00 dan nilai WTP Rp. 2.976,00; kategori umum, nilai ATP Rp. 9.981,00; dan nilai WTP Rp. 4.061,00. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengelola dalam penetapan tarif operasional Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng sehingga terjadi keseimbangan antara kepentingan penyedia dan pengguna jasa transportasi.
CITATION STYLE
Rahman, A., Mudiyono, R., & Wibowo, K. (2023). ANALISIS ABILITY TO PAY DAN WILLINGNESS TO PAY TARIF BUS RAPID TRANSIT TRANS JATENG. Rang Teknik Journal, 6(1), 86–99. https://doi.org/10.31869/rtj.v6i1.3430
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.