Kerusakan terumbu karang diakibatkan dua faktor yakni aktivitas manusia dan proses alami. Aktivitas manusia yang mengancam ekosistem terumbu karang yakni penggunaan bahan peledak, jala tarik, racun dan wisata bahari. Sementara proses alami seperti bleaching, penyakit, pemanansan global, pemangsaan dan eutrofikasi. Salah satu metode yang efektif untuk menentukan tingkat kerusakan terumbu karang yaitu Underwater Photo Transek (UPT) kemudian dianalis menggunakan aplikasi Coral Point Count with Excel extensions (CPCe). Penelitian ini dilaksanakan di perairan daerah wisata bahari Pulau Liukang Loe Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat dan penyebab kerusakan terumbu karang. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi kerusakan tingkat “Sedang” dengan tutupan rata-rata karang mati pada kedalaman 3 meter 41,47% dan kedalaman 10 meter 38,66%. Kerusakan ini disebabkan berbagai macam aktivitas manusia seperti kegiatan wisata snorkeling dan diving, pengeboman ikan, pelemparan jangkar kapal, dan pembiusan. Adapun kerusakan akibat proses alami yakni penyakit dan pemanasan global.
CITATION STYLE
Nirwan, N., Syahdan, M., & Salim, D. (2017). STUDI KERUSAKAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KAWASAN WISATA BAHARI PULAU LIUKANG LOE KABUPATEN BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN. Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal Ilmu Kelautan, 1(1), 11. https://doi.org/10.20527/m.v1i1.3304
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.