Pemulung merupakan bagian dari komunitas miskin perkotaan yang aktivitas kesehariannya pada sektor informal dengan melakukan pengumpulan barang bekas untuk dijual demi memperoleh pendapatan. Pemulung tidak memerlukan persyaratan formal dan pekerjaannya mudah untuk dilakukan, namun penuh tantangan dan risiko. Pekerjaan pemulung merupakan tantangan hidup yang mesti dilakukan karena kondisi kemiskinan dan mengantisipasi pendapatan rumah tangga. Secara administrasi Kota Ambon memiliki 5 kecamatan yakni Kecamatan Teluk Ambon Baguala, Sirimau, Nusaniwe, Teluk Ambon, dan Leitimur Selatan. Tulisan penelitian ini untuk menggambarkan faktor penyebab kemiskinan menurut komunitas miskin pemulung, mengetahui faktor ketidaktahuan tentang manajemen keuangan rumah tangga komunitas miskin pemulung, dan merumuskan strategi pengentasan kemiskinan perkotaan yang efektif. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data; observasi, wawancara, dan angket. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil yang dicapai berdasarkan karakteristik pemulung, dengan tingkat pendapatan yang rendah, standart rumah tidak layak huni, derajat kesehatan rendah, pendidikan dan pengetahuan yang minim sehingga mengakibatkan ketidakmampuan dalam mengelola keuangan rumah tangga dengan baik. Hal ini mengakibatkan mereka nyaris tidak memiliki perencanaan untuk masa depan keluarga termasuk pendidikan anak-anak.
CITATION STYLE
Tahitu, A., & . Lawalata, C. M. A. (2017). KEMISKINAN PERKOTAAN: STRATEGI PEMULUNG DI KOTA AMBON. Sosio Informa, 3(1). https://doi.org/10.33007/inf.v3i1.388
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.