Fungsi Tari Nyambai Pada Upacara Perkawinan Adat Nayuh Pada Masyarakat Saibatin Di Pesisir Barat Lampung

  • Ningrum C
N/ACitations
Citations of this article
40Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Tari Nyambai adalah tari kelompok berpasangan yang dilakukan oleh gadis (muli) dan bujang (mekhanai) sebagai ajang pertemuan atau ajang silahturahmi untuk mencari jodoh. Sebagai tarian adat pada masyarakat saibatin (pesisir), kehadirannya menjadi bagian dari rangkaian upacara perkawinan yang disebut dengan upacara Nayuh/Penayuhan. Upacara Nayuh/Penayuhan adalah upacara perkawinan adat besar-besaran yang diadakan oleh masyarakat Lampung yang beradat Saibatin/pesisir. Metode analisisis bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan teori fungsi dan teori sosio-budaya. Ada tiga kategori fungsi dalam kebudayaan yakni, 1). Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan biologis, seperti kebutuhan akan pangan dan prokreasi, 2) Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan instrumental, seperti kebutuhan akan hukum dan pendidikan, dan 3). Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan integratif, seperti agama dan kesenian. Dalam sosiologi budaya ada tiga komponen pokok, yaitu 1). Institution atau lembaga budaya yang menanyakan: siapa yang mengontrol, dan bagaimana kontrol itu dilakukan, 2) Isi budaya menanyakan produk atau simbol apa yang dihasilkan, dan 3). Efek budaya menanyakan apa yang diusahakan. Tari Nyambai dan upacara Nayuh pada masyarakat Saibatin di Pesisir Barat Lampung mencerminkan adanya keharmoinisan komunikasi masyarakat dan bentuk peneguhan upacara pernikahan sebagai kebijakan adat yang harus dipatuhi seluruh warga pesisir Barat, Lampung sebagai basis sosialnya.  Nyambai is a pair group dance composition mekhanai (unmarried) and muli (virgin) as a site of get along or hospitality and seeking true love. As traditional dance in society of saibatin ( coastal area), the presence as the part of chain of wedding ritual of coastal society that is called asNayuh/Penayuhan ceremony. Nayuh/Penayuhan ceremony is an enormous wedding ritual which is hold by Lampung society which has saibatin/coastal tradition. The analysis method is analysis descriptive with function and sosio-culture theoris as approachment. There are there levels of function on culture, they are: 1) Culture must fulfill the need of biologist, as the needs of eating and procreation, 2) Culture must fulfill the need of instrumental, as the needs of law and education, and 3) Culture must fulfill the need of integrative, such as religion and art. Within culture sosiology there are there main components, they are 1) institutution or culture institution that questioning: who is controller, and how the control is done ( culture institution), 2) Culture contain, is product or symbol that will be produced ( Nyambai dance ), and 3) Culture Effect, is what is worked for. Elaboration between fungtion and sosio-cultural that reflect or harmony of societal communication and the form of Wedding ritual as the policy of culture that must be obeyed to all coastal society of west Lampung as basic social.

Cite

CITATION STYLE

APA

Ningrum, C. R. (2017). Fungsi Tari Nyambai Pada Upacara Perkawinan Adat Nayuh Pada Masyarakat Saibatin Di Pesisir Barat Lampung. Joged, 8(2), 533–546. https://doi.org/10.24821/joged.v8i2.1887

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free