Penyamakan kulit merupakan proses perubahan protein kulit mentah menjadi kulit samak yang lebih stabil, tidak mudah membusuk, dan dapat digunakan sebagai bahan kerajinan kulit. Proses penyamakan kulit menghasilkan limbah yang belum dimanfaatkan dengan baik sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan. Hal tersebut dapat dikurangi dengan dijadikan bahan tambah pada campuran beton. Pemakaian limbah kulit dalam campuran beton belum banyak dilakukan, namun karena ketersediaan limbah yang semakin banyak maka penelitian ini dilakukan dengan mengembangkan pembuatan beton dengan campuran limbah kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah kulit terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah pada campuran beton. Pada penelitian ini bahan tambah yang digunakan yaitu limbah kulit samak yang berfungsi sebagai serat. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimental di laboratorium. Variasi campuran limbah kulit pada penelitian ini adalah 1%, 3%, dan 5% terhadap agregat halus. Hasil nilai kuat tekan beton untuk variasi campuran 1% mengalami penurunan 20,75%; variasi campuran 3% mengalami penurunan 30,95%; dan variasi campuran 5% mengalami penurunan 34,48%. Sedangkan nilai kuat tarik belah beton variasi campuran 1% mengalami kenaikan 12,33% dan mengalami penurunan pada variasi campuran 3% sebesar 33,11% dan variasi campuran 5% sebesar 5,87%. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penggunaan limbah kulit pada campuran beton terhadap nilai kuat tekan dan tarik belah beton berpengaruh mengalami penurunan nilai kekuatan, hal tersebut disebabkan oleh banyaknya penyerapan kadar air pada benda uji sehingga menyebabkan faktor air semen meningkat.
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.
CITATION STYLE
Wahyudi, S., & Zhafirah, A. (2022). Pengaruh Penggunaan Limbah Kulit Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah pada Campuran Beton. Jurnal Konstruksi, 20(1), 1–7. https://doi.org/10.33364/konstruksi/v.20-1.1056