Penelitian ini bertujuan menggali realisasi kesantunan berbahasa dalam novel Anak Rantau karya Ahmad Fuadi untuk dijadikan bahan pembelajaran satra di SMA. Selanjutnya kesantunan berbahasa yang ada di dalam novel diharapkan dapat dijadikan roll model dalam berbahasa secara santun. Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif kalitatif yang menjabaran semua hasil penelitian dalam bentuk deskriptiff sehingga memudahkan para pembaca dalam memahaminya, selain itu, peneleti menjadi instrmuen kunci penelitian. Dalam mengolah data novel peneliti dibantu dengan instumen penelitian yang mengacu pada teori kesantunan berbahas Leech. Sementara data yang didapatkan dari penulis dan guru tetang relalisasi kesantunan berbahasa dalam novel Anak Rantau karya Ahmad Fuadi yang akan dijadikan salah satu bahan pembelajaran sastra di SMA didapat dengan tekhnik wawancara dan rekam yang hasilnya ditransipkan dalam bentuk deskriptif. Realisasi kesantunan berbahasa dalam novel Anak Rantau karya Ahmad Fuadi terlihat dalam kutipan dialog tokoh Hepi, Attar, Zen, Kakek, Nenek, dan Pandeka Luko sebagai tokoh sentral dalam cerita. Dalam novel tersebut ditemukan 5 maksim kesantun berbahasa Leech yakni, maksim kearifan, pujian, kerendahan hati, kesepakatan, dan maksim simpati. Sementara maksim kedermawanan tidak ditemukan dalam novel tersebut.
CITATION STYLE
Hikmat, A., & Solihati, N. (2021). Realisasi Kesantunan Berbahasa dalam Novel Anak Rantau Karya Ahmad Fuadi. Journal of Language Learning and Research (JOLLAR), 3(1), 40–56. https://doi.org/10.22236/jollar.v3i1.3704
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.