Dismenorea terbagi menjadi dismenorea primer yaitu nyeri karena kontraksi miometrium akibat produksi prostaglandin tanpa kelainan pada pelvis, dismenorea sekunder dimana nyeri disertai kelainan pada pelvis. Prevalensi dismenorea di Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenorea primer dan 9,36% dismenorea sekunder. Dilaporkan 30-60% remaja wanita yang mengalami dismenorea, sebanyak 7-15% tidak pergi ke sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dan studi pendahuluan yang dilakukan oleh siswi di SMPN 1 Kartoharjo Magetan Tahun 2020 dan diambil secara acak, didapatkan hasil bahwa dari 104 siswi didapatkan 58 siswi mengalami dismenorea dan tidak mengikuti pelajaran dikelas.Penelitian ini merupakan yang bersifat eksperimen semu (Quasi Experiment).Rancangan penelitian ini adalah Penelitian ini menggunakan one group pretest-posttest. Besar sampel berdasarkan total populasi sejumlah 58 responden. .Variabel bebas adalah Kompres Hangat. Variabel Terikat adalah Nyeri Dismenorea. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan Uji Paired Sample T-Test. Pengukuran tingkat nyeri menggunakan skala Bourbanis. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswi sebelum diberikan kompres hangat didapatkan tingkat nyeri 4 dan 5 yang merupakan nyeri sedang setelah dilakukan intervensi mengalami penurunan menjadi 2 dan 3 (Nyeri ringan). Siswi dapat berperan aktif dalam membantu menanggulangi masalah nyeri haid utamanya pada remaja dengan melakukan kompres hangat, siswi bisa mengatasi pada saat nyeri haid dengan melakukan Kompres Hangat secara teratur pada saat Dismenorea. Dysmenorrhoea is divided into primary dysmenorrhoea, namely pain due to myometrial contraction due to prostaglandin production without abnormalities in the pelvis, secondary dysmenorrhoea where pain is accompanied by abnormalities in the pelvis. The prevalence of dysmenorrhoea in Indonesia is 64.25% consisting of 54.89% primary dysmenorrhea and 9.36% secondary dysmenorrhoea. It is reported that 30-60% of young women who experience dysmenorrhoea, as much as 7-15% do not go to school. Based on the results of interviews and preliminary studies conducted by students at SMPN 1 Kartoharjo Magetan in 2020 and taken randomly, it was found that out of 104 students, 58 students had dysmenorrhoea and did not attend class lessons. This research is a quasi-experimental (Quasi Experiment). The design of this study was a pre and postest design. The sample size is based on a total population of 58 respondents. The independent variable is the Relaxation Technique. The dependent variable is Dysmenorrhoea Pain. Data collection using a questionnaire. Data analysis used Paired Sample T-Test. The results showed that before being given the relaxation technique, the students had pain levels of 4 and 5 which were moderate pain after the intervention decreased to 2 and 3 (mild pain). Students can play an active role in helping to overcome the problem of menstrual pain, especially in adolescents by doing the Relaxation Technique, students can overcome menstrual pain by doing warm compresses regularly during dysmenorrhoea.
CITATION STYLE
Hanifah, A. N., & Kuswantri, S. F. (2020). EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENOREA DENGAN SKALA BOURBANIS PADA REMAJA PUTRI DI SMPN 1 KARTOHARJO MAGETAN. Jurnal Midwifery Update (MU), 2(2), 110. https://doi.org/10.32807/jmu.v2i2.95
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.