Pasien yang terinfeksi SARS CoV-2 mengalami serangkaian proses inflamasi. Inflamasi yang dipicu oleh virus meningkatkan Neutrophil-Lymphocyte Ratio (NLR). Peningkatan NLR memicu progresivitas COVID-19 dan secara signifikan berhubungan dengan keparahan dari penyakit. Selain NLR, C-Reactive Protein (CRP) juga sebagai penanda respon inflamasi akut, yang meningkat dengan cepat. Peningkatan CRP diprediksi sebagai prediktor independen dari keparahan COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara NLR dan CRP dengan tingkat keparahan penyakit pada pasien COVID-19. Metode: Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional, sumber data rekam medis pada 84 pasien COVID-19 yang melakukan pemeriksaan NLR dan CRP pada hari yang sama pada tahun 2021. Analisis data yang digunakan adalah uji Chi-square dengan CI 95% (α= 0,05). Hasil: Dari penelitian didapatkan rata-rata NLR dan CRP pasien COVID-19 cenderung tinggi yaitu 9,92 dan 42,93. Sebanyak 13,1% memiliki NLR normal pada pasien dengan gejala ringan. Sebanyak 86,9% memiliki NLR tidak normal pada pasien dengan gejala sedang, berat dan kritis. Sebanyak 10,7% memiliki CRP normal pada pasien dengan gejala ringan. Sebanyak 89,3% memiliki CRP tidak normal pada pasien dengan gejala sedang, berat dan kritis. Kesimpulan: Dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan (p value = 0,002) pada NLR dan (p value = 0,009) pada CRP dengan tingkat keparahan penyakit pada pasien COVID-19. Pemeriksaan NLR dan CRP diperlukan sebagai identifikasi awal untuk memprediksi kondisi pasien yang berisiko mengalami perburukan gejala menjadi lebih berat.
CITATION STYLE
Fristiani, R., Warida, W., & Edward, H. (2022). Hubungan Nilai Neutrophil-Lymphocyte Ratio (NLR) Dan Kadar C-Reactive Protein (CRP) Dengan Tingkat Keparahan Penyakit Pada Pasien Covid-19. Ahmar Metastasis Health Journal, 2(2), 68–74. https://doi.org/10.53770/amhj.v2i2.121
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.