ABSTRAK Jagung pulut dikonsumsi dalam bentuk biji segar seperti jagung manis, rasa gurih dan pulen, karena kandungan amilosa rendah. Jagung pulut varietas lokal yang dibudidayakan petani hasilnya rendah, 2,0-3,0 t/ha dan umur panen genjah 85 hari. Daya hasilnya telah ditingkatkan melalui seleksi perbaikan dalam populasi dengan metode seleksi S1. Evaluasi daya hasil sembilan populasi bersari bebas bertujuan untuk mengetahui genotipe terbaik dan hasil stabil sebagai calon varietas jagung pulut (b>1,0 dan rata-rata hasil lebih besar dari rata-rata semua lokasi). Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok empat ulangan, setiap populasi ditanam empat baris, panjang plot 5,0 m jarak tanam 75cm x 20 cm. Tanaman dipupuk urea, SP36, dan KCl (300-200-100 kg/ha). Percobaan dilaksanakan pada MH dan MK 2011 di lima sentra produksi jagung di dataran rendah (Maros, Polman, Manado, Probolinggo, dan Pekanbaru). Analisis stabilitas menunjukkan interaksi genotipe x lokasi x musim berpengaruh nyata. Populasi yang menunjukkan koefisien regresi b>1,0 dan hasil biji lebih tinggi dari rata-rata umum adalah jagung pulut Muneng Sintetik dengan tipe biji gigi kuda (PMS.D). Potensi hasil tertinggi adalah 5,56 t/ha pada MH dan 5,82 t/ha pada MK, lebih tinggi 17% dari populasi pembanding pulut harapan (PH). Peubah yang berkorelasi nyata dengan hasil biji adalah bobot tongkol panen, jumlah biji, dan bobot 1.000 biji, sedangkan kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan amilosa tidak berkorelasi. Tinggi tongkol populasi PMS.F adalah setengah tinggi tanaman, umur menyerbuk 45 hari. Hasil penelitian menunjukkan jagung pulut populasi PMS-D dapat diusulkan untuk dilepas sebagai varietas unggul. Kata
CITATION STYLE
HG, M. Y., Santoso, S. B., Faesal, F., Talanca, A. H., & Mejaya, M. J. (2017). Stabilitas Hasil Jagung Pulut Bersari Bebas pada Dataran Rendah Tropis. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 1(3), 223. https://doi.org/10.21082/jpptp.v1n3.2017.p223-232
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.