Dalam menghadapi persaingan yang ketat, UMKM tempe perlu memperhatikan penataan fasilitas produksinya. Penataan fasilitas produksi yang baik dan tertata rapi membantu meningkatkan efisiensi proses produksi. Hal ini berdampak pada kualitas tempe sehingga memenuhi standart yang ditetapkan. Desa Mlirip kecamatan Jetis, Mojokerto memiliki tujuh Industri Rumah Tangga (IRT) Tempe dengan produksi terbesar di Dusun Latsari, milik pak Riono dengan produksi minimal 600 kg per hari. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah proses pencucian kedelai dilakukan dengan tenaga manusia, yang berdampak pada kelelahan karyawan dan kurang hygienis. Tujuan yang ingin dicapai dalam Program Kemitraan Masyarakat ini adalah meningkatkan produktivitas pengrajin tempe melalui pembuatan mesin pencuci kedelai sehingga proses produksi menjadi lebih cepat dan kualitas produk lebih terjaga. Tahapan yang dilakukan adalah membuat desain mesin pencuci dengan kapasitas 100kg, pabrikasi mesin, melakukan uji coba serta penerapan mesin di lantai produksi. Hasil penerapan mesin pencuci kedelai mampu mempercepat waktu proses sehingga memberikan penghematan biaya pencucian sebesar 27,70% serta memberi dampak meringankan kerja operator pada usaha tempe dusun Latsari.
CITATION STYLE
Wulandari, L. M. C., Patrick, J., Yoseph, D., & Sumewang, F. (2023). PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGRAJIN TEMPE DUSUN LATSARI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS. Jurnal Abdi Panca Marga, 4(2), 72–78. https://doi.org/10.51747/abdipancamarga.v4i2.1743
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.