WACANA KRITIS FAIRCLOUGH DALAM TEKS IKLAN MANA TAU: INDIAN ROYAL COFEE

  • Susanti K
  • Anto P
  • Hidayati A
N/ACitations
Citations of this article
64Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Abstract: Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap idiologi dan tujuan dari pengiklan. Motode analisis yang digunakan dalam analisis ini yaitu menggunakan model analisis wacana kritis Norman Fairclough yang melihat teks (iklan) berdasarkan tiga dimensi, yaitu teks (teks), praktik teks (discourse practice) dan praktik sosiokultural (sociocultural practice). Hasil penelitian berdasarkan analisis kebahasaan pada iklan banyak menggunakan identitas-identitas tertentu, seperti identitas milenials dan India. Milenials diwakili dengan kata komiters, gue, letsgo, sedangkan India diwakili dengan kata “aca-aca” dan “tekstur” untuk menggambarkan makanan India yang lain daripada yang lain. Eufimisme juga mucul ketika iklan menggunakan kata “kita” yang menunjukkan kesejajaran antara pengiklan dan pembaca. Tidak menunjukkan otoritasnya sebagai pengiklan. Berdasarkan analisis praktik teks dari sisi produksi dan konsumsi, pengiklan tahu betul kebutuhan para penumpang KRL, khususnya Masyarakat Bogor dengan kebiasaan cuaca dingin sehingga disuguhkan makanan yang pedas untuk menghangat suhu tubuh. Sasaran pengiklan pun sangat jelas yaitu kaum milenials. Pengiklan menyampaikan pesan dengan sangat sederhana dan informal serta diperkuat dengan penggunaan aksesoris ciri khas negara asal makanan tersebut. Berdasarkan analisis praktik sosiokultural, pengiklan sudah mengidentifikasi pola hidup masyarakat Indonesia saat ini, yaitu konsumtif dan modernitas sehingga disuguhkan pilihan makanan yang menunjukkan kelas tertentu. Faktor kebahagiaan dalam menjalani hidup juga ditawarkan dalam iklan. Menghibur diri tidak hanya sekadar berwisata di tempat-tempat yang indah, tetapi dapat juga dilakukan dengan mencoba berbagai macam jenis makanan dari berbagai negara. Pengiklan mengarah pada sebuah institusi tertentu, yaitu kalangan kelas menengah, tetapi memunculkan kesan kelas atas. Gaya hidup konsumtif menjadi dasar pengiklan untuk menyuguhkan jenis makanan yang lain dari biasanya.Keywords: Wacana Kritis Fairclough, iklan.

Cite

CITATION STYLE

APA

Susanti, K., Anto, P., & Hidayati, A. N. (2020). WACANA KRITIS FAIRCLOUGH DALAM TEKS IKLAN MANA TAU: INDIAN ROYAL COFEE. Hortatori : Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 3(2), 111–117. https://doi.org/10.30998/jh.v3i2.223

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free