Listen to the Earth, Listen to the Mother

  • Samosir A
  • Kakunsi E
N/ACitations
Citations of this article
15Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Isu kerusakan lingkungan erat kaitannya dengan isu kekerasan terhadap perempuan. Perempuan dan alam sama-sama merupakan korban eksploitasi dan penindasan. Gerakan perempuan dalam memperjuangkan hak-hak hidupnya terkait erat dengan kelangsungan bumi, bahkan mereka melahirkan gerakan ekofeminis di mana tema besar pelestarian lingkungan dirangkul sebagai bagian dari perjuangan mereka. Lewat tulisan ini, kami hendak memperlihatkan bahwa gerakan perempuan di berbagai belahan bumi, termasuk masyarakat adat di Indonesia, terlahir dari kemampuan merespons alam dan kecintaan mereka kepada kehidupan. Gagasan ekofeminis Barat, Amerika Latin, India, bahkan Asia seperti Rosemary Radford Ruther, Elisabeth A. Johnson, Ivone Gebara, Aruna Gnanadason dan Sallie McFague juga termaktub dalam falsafah ibu pertiwi. Ibu pertiwi merupakan personifikasi bumi Indonesia yang menempatkan alam sebagai subjek sekaligus sumber kehidupan. Kemudian, kami akan memperkuat personifikasi ini dengan Ayub 12:7-10 yang mengatakan agar manusia mendengar dan belajar dari alam untuk mendapatkan hikmat. Konstruksi teologi ekofeminis ini pada gilirannya akan berkontribusi pada perlindungan alam.

Cite

CITATION STYLE

APA

Samosir, A., & Kakunsi, E. (2022). Listen to the Earth, Listen to the Mother. Indonesian Journal of Theology, 10(1), 56–72. https://doi.org/10.46567/ijt.v10i1.247

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free