Sektor transportasi dapat berkontribusi besar terhadap peningkatan konsentrasi partikulat di udara perkotaan, seperti yang terjadi di Kota Bogor. Berdasarkan hal itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat konsentrasi partikulat PM2,5 dan sebarannya dari sumber lalu lintas di beberapa jalur protokol Kota Bogor. Analisis konsentrasi PM2,5 dan sebarannya dilakukan dengan menggunakan pemodelan AERMOD. Data primer yang digunakan adalah konsentrasi PM2,5 di lapangan dan volume lalu lintas. Sedangakan data sekunder yang digunakan adalah data meteorologi, data terrain, serta data yang diasumsikan terkait karakteristik sumber emisi. Pengukuran konsentrasi PM2,5 dilakukan secara langsung di lapangan untuk menguji validasi nilai konsentrasi hasil pemodelan AERMOD. Nilai konsentrasi PM2,5 hasil pemodelan memiliki nilai tertinggi sebesar 85,5 µg/m3 dan nilai terendah sebesar 5,6 µg/m3. Sedangkan nilai tertinggi pada pengukuran yaitu sebesar 53,68 µg/m3 dan nilai konsentrasi terendah sebesar 23,75 µg/m3. Perbandingan antara konsentrasi PM2,5 di lapangan dengan hasil pemodelan diperoleh nilai R2 pada hari Senin yaitu sebesar 0,7022, hari Kamis sebesar 0,5956, hari Sabtu 0,712, dan hari Minggu sebesar 0,7963. Nilai konsentrasi PM2,5 di udara ambien tidak hanya dipengaruhi oleh volume lalu lintas, beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi nilai konsentrasi PM2,5 di lapangan yaitu kondisi meteorologis di titik lokasi, seperti suhu, kelembaban dan kecepatan angin.
CITATION STYLE
Iriani, L., & Pribadi, A. (2023). Analisis Sebaran Konsentrasi PM2,5 Menggunakan Model AERMOD di Jalur Protokol Kota Bogor. Jurnal Teknik Sipil Dan Lingkungan, 8(03), 213–222. https://doi.org/10.29244/jsil.8.03.213-222
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.