Tulisan ini memaparkan tentang pendekatan hermeneutika antara ajaran otoritas dan perilaku otoritarism yang digagas oleh Khalid M. Abou El Fadl.kiPemikiran keislaman lahir dari respon lslam terhadap realitas sosial yang mengakibatkan pemikiran Islam tumbuh subur dan berkembang. Dengan banyaknya pemikir keislaman menyebabkan munculnya berbgai macam persolan yang dihadapi, dan tentunya sebanyak jumlah dari pemikir itu. kiOleh karenanya, pluralitas dalam agama Islam perlu direspon sebagai kekayaan umat muslim. Disinilah Khalid Abou El Fadl menggagas tentang pendekatan hermeneutika antara ajaran otoritas dan perilaku otoritarism yang dapat dibedakan dari masing-masing. Dalam ajaran otoritas, Sesungguhnya otoritas itu tidak berdiri sendiri dan tidak pula independen yang tidak melibatkan elemen lainkyang mendukungnya dan mendasarinya. Dalam hal ini ada beberapaksumber yang bisa dijadikan sumber otoritas, diantaranya adalah: sumber dari wahyu, sumber dari hasil pembuktian empiris, dan selanjutnya adalah sumber dari kekuatan penalaran manusiandan tradisi yang telah mapan. Sedangkan Dalam Membangun gagasan otoritas dan otoritarism yaitu melalui (kompetensi, penetapan makna, dan konsep perwakilan dalam Islam). Yaitu dengan Pertama: menjadikan Tuhan sebagai otoritas tertinggi. Kedua: penetapan makna, Ketiga: konsep perwakilan dalam Islam melalui kedaulatan Tuhan.
CITATION STYLE
Muawanatul Hasanah, S. (2021). Pendekatan Hermeneutika antara Ajaran (Otoritas) dan Perilaku (Otoritarism) Khalid M. Abou El Fadl. Tasyri` : Jurnal Tarbiyah-Syari`ah-Islamiyah, 28(1), 40–52. https://doi.org/10.52166/tasyri.v28i1.114
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.