Garapan Liput Semara dilatarbelakangi oleh sebuah rasa cinta yang pernah penata alami. Dimana rasa cinta tersebut terjadi karena sebuah pertemuan kali pertama kepada seorang wanita yang menyebabkan muncul rasa saling suka, hingga berujung pada menjalin hubungan asmara dan mengikat janji cinta yang pantang diingkari. Ungkapan rasa cinta tersebut dijadikan sebagai pijakan dasar penata menggarap garapan komposisi karawitan Liput Semara. Adapun pengertian liput dapat diartikan sebagai suasana hati ketika terbawa akan suatu perasaan, dan semara yang diambil dari mitologi Hindu sebagai simbol rasa cinta. Dari karya komposisi Liput Semara ini terinspirasi dari wujud rasa cinta penata terhadap seorang wanita yang pernah penata cintai. Garapan Liput Semara merupakan garapan tradisi dengan mengambil bentuk komposisi kreasi yang menggunakan media ungkap gamelan Semar Pegulingan Saih Pitu. Mengenai struktur, penata menggunakan struktur Tri Angga yang terdiri dari Kawitan, Pengawak dan Pengecet sebagai struktur utama. Tahapan proses dari karya ini melalui proses elaborasi tahapan, dimana tahapan-tahapan tersebut diambil dari konsep Bambang Sunarto dalam buku Metodologi Penciptaan Seni dan buku Wayan Senen yang berjudul Wayan Beratha – Pembaharu Gamelan Kebyar. Sehingga dari elaborasi tersebut menghasilkan tahapan penalaran, kreasi, menahin dan ngelesin.
CITATION STYLE
Wahyu, I. P. W. M. P., Suryatini, N. K., & Mawan, I. G. (2023). Introduction to “Liput Semara” Creative Composition | Pengantar Komposisi Kreasi “Liput Semara.” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 1(4), 254–263. https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i4.673
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.