Penelitian ini membahas tentang biografi Arsyad Maddappungan sebagai ulama yang mengembangkan tradisi mangngaji kitta’ di Campalagian Polman dengan metode mangngolo atau sorogan. Dalam tradisi NU, penguasaan kitab kuning merupakan syarat utama keulamaan seseorang. Lewat mangngaji kitta’ (pengajian kitab kuning), Arsyad Maddapungan ulama dari Belokka Sidrap mengkader ulama-ulama yang berasal dari berbagai daerah di Sulawesi Barat. Selanjutnya, mereka inilah melanjutkan tradisi mangangji kitta’ tersebut. Tradisi mangngaji kitta’ hingga kini masih lestari di Campalagian. Sistem pembelajaran ini terbukti menghasilkan qari-qari kutub turast yang mampu menguasai qaidahqaidah Bahasa Arab dan memahami isi kitab kuning. Salah satu ciri khas pengajian ini yaitu dimulai dengan penguasaan kaidah saraf dengan menggunakan saraf galappo dilanjutkan dengan penguasaan kaidah-kaidah nahwu. Penguasaan kedua cabang ilmu bahasa Arab ini menjadi prioritas utama dalam pembelajaran kitab kuning karena merupakan dasar utama bagi santri dalam menguasai dan memahami kitab kuning.
CITATION STYLE
Amir, S. (2016). ARSYAD MADDAPUNGAN: PUANG PANRITA PENCETAK PARA PANRITA. Al-Qalam, 20(1), 25. https://doi.org/10.31969/alq.v20i1.182
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.