Induksi Kalus Piper retrofractum Vahl. dengan Variasi Eksplan dan Zat Pengatur Tumbuh

  • Muna A
  • Suharyanto S
  • Sasongko A
N/ACitations
Citations of this article
7Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Cabe Puyang merupakan tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi tanaman obat di Indonesia. Salah satu hambatan pengembangan tanaman ini adalah tingkat produktivitasnya yang rendah. Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas Cabe Puyang adalah kultur kalus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kultur kalus merupakan metode yang efektif untuk perbanyakan Cabe Puyang. Eksplan daun dan batang diinokulasi pada medium Murashige and Skoog (MS) dengan penambahan 0,5 mg/l 2,4-D dan 0,5 mg/l BA untuk mengetahui eksplan paling responsif. Eksplan tersebut diinokulasi pada medium MS dengan kombinasi 2,4-D:BA dan NAA:BA (0:0; 0,5:0,5; 0,5:1; dan 1:0,5) mg/l untuk optimasi medium induksi kalus. Kalus disubkultur ke medium dengan penambahan BA (0; 0,5; 1; 2; dan 3) mg/l untuk optimasi medium regenerasi tunas. Hasil penelitian menunjukkan eksplan batang lebih responsif dibandingkan daun. Kombinasi 0,5 mg/l 2,4-D + 0,5 mg/l BA dan 0,5 mg/l 2,4-D dan 1 mg/l BA menunjukkan respon pembentukan kalus paling cepat, yaitu selama 9 hari. Belum terdapat tunas yang terbentuk pada tahap regenerasi, namun pada konsentrasi 1 mg/l BA kalus mulai menunjukkan tanda regenerasi, seperti tekstur kalus friable dan warna menjadi kuning kehijauan.Javanese chili is a plant that has the potential to be developed into medicinal plants in Indonesia. One of the obstacles of the development of this plant is the low level of productivity. The method that can be used to increase the productivity of Long pepper is callus culture. This study aims to determine whether callus culture is an effective method for Long pepper propagation. Leaf dan stem explants were grown on Murashige dan Skoog (MS) medium with the addition of 0.5 mg / l 2,4-D dan 0.5 mg / l BA to determine the most responsive explants. The explants were grown on MS medium with a combination of 2,4-D: BA dan NAA: BA (0: 0; 0.5: 0.5; 0.5: 1; dan 1: 0.5) mg / l for optimization of callus induction medium. Callus was sub cultured to the medium with the addition of BA (0; 0.5; 1; 2; dan 3) mg / l for the optimization of the shoot regeneration medium. The results showed stem explants were more responsive than leaves. The combination of 0.5 mg / l 2,4-D + 0.5 mg / l BA dan 0.5 mg / l 2,4-D dan 1 mg / l BA showed the fastest response to callus formation, which was for 9 days. No shoots were formed at the regeneration stage, but at a concentration of 1 mg / l BA callus began to show signs of regeneration, such as a friable callus texture dan a greenish yellow color.

Cite

CITATION STYLE

APA

Muna, A., Suharyanto, S., & Sasongko, A. B. (2022). Induksi Kalus Piper retrofractum Vahl. dengan Variasi Eksplan dan Zat Pengatur Tumbuh. Quagga: Jurnal Pendidikan Dan Biologi, 14(1), 16–23. https://doi.org/10.25134/quagga.v14i1.3796

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free