Arang yang diproduksi oleh masyarakat pemanfaatannya terbatas untuk pembakaran sate dan pemanasan setrika. Harga jual per kg sebesar Rp. 3000. Arang yang dibuat masih banyak kelemahannya diantaranya umumnya berdebu, jika dipegang tangan menjadi hitam, dan nilai ekonomis masih rendah. Pemanfaatan arang dapat ditingkatkan melalui diversifikasi produk menjadi briket. Sifat-sifat umum briket arang yang dilihat secara kualitatif diantaranya adalah : bersih tidak berdebu, cukup keras, tidak terlihat adanya retak atau pecah, mengeluarkan sedikit asap dan tidak berbau, abu sisa pembakaran kecil, menghasilkan kalor panas yang tinggi dan konstan serta menyala terus tanpa dikipas. Arang tempurung kelapa yang diperoleh dari hasil proses pengarangan dihancurkan dengan mesin penghancur tepung (disk mill) dengan kombinasi ayakan jagung dan ayakan kopi sehingga diperoleh serbuk arang dengan ukuran mesh 20 – 40. Selanjutnya arang serbuk dicampur dengan perekat kanji (3 - 4% berdasarkan berat). Serbuk arang dan lem kanji diaduk sampai rata menjadi adonan yang bisa dikepalkan. Fungsi lem adalah untuk merekatkan antar butir serbuk arang sehingga memudahkan proses pembuatan briket. Briket arang yang dihasilkan masih basah, maka dilakukan pengeringan udara, bila ada oven dapat dikeringkan dalam oven pada suhu 600C, selama 4 jam. Dari kegiatan ini, masyarakat sudah mampu untuk membuat bahan bakar briket dari arang tempurung kelapa, khususnya sisa-sisa hasil sortiran. Dimensi briket berbentuk silinder dengan diameter 1,25 inchi dan panjang 2,25 inchi.
CITATION STYLE
Triadi, A. A. A., Mulyanto, A. A., Joniarta, I. W., Wijana, M., & Nuarsa, I. M. (2022). Penerapan Teknologi Briket pada Pengusaha Arang Tempurung Kelapa Tradisional. JURNAL KARYA PENGABDIAN, 4(1), 53–58. https://doi.org/10.29303/jkp.v4i1.121
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.