Ulkus kornea merupakan kondisi kegawatdaruratan mata yang dikarakterisasi adanya supuratif infiltrate, defek atau hilangnya jarngan kornea yang melibatkan stroma, dimana hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya kebutaan. Penyebab yang paling sering dari ulkus kornea di negara berkembang adalah adanya trauma mata. Case series ini bertujuan untuk mempelajari profil luaran klinik yang berpengaruh dalam perbaikan ulkus kornea. Penelitian ini merupakan penelitian prospektif observasional dengan parameter luaran klinik berupa ukuran defek kornea, derajat hiperemia, spasme, hipopion, dan visus. Terdapat 2 kasus ulkus kornea dengan derajat sedang-berat. Kasus 1 merupakan pasien usia 14 tahun dengan ulkus kornea bakteri derajat sedang, karakteristik defek epitel yang dimiliki luas, secara klinis menyerupai ulkus kornea bakteri namun secara gambaran defek epitel menyerupai ulkus kornea akibat virus. Kasus 2 merupakan pasien usia 32 tahun dengan ulkus kornea derajat berat, memiliki progresivitas penyakit yang cepat (defek meluas hanya dalam 1 hari). Secara keseluruhan kedua pasien mengalami perbaikan luaran klinik dengan pemberian antibiotik empirik. Luaran klinik yang mengalami perbaikan dengan cepat yaitu penurunan defek epitel, derajat blefarospasme, dan peningkatan visus.
CITATION STYLE
Indarto, M. R., Puspitasari, I., & Suharjo, S. (2022). Profil Luaran Klinis pada Pasien Ulkus Kornea Bakteri di Indonesia Berdasarkan Profil Terapi: Case Series. Majalah Farmaseutik, 18(4), 462. https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v18i4.71430
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.