Perkembangan Pentakostalisme yang masif tidak berjalan paralel dengan pengembangan teologi Pentakostal. Pentakostalisme perlu memperkuat pengartikulasian dari praktik teologi yang dijalankan. Salah satu bagian yang membutuhkan penguatan adalah eklesiologi Pentakostal. Tampaknya dalam lingkungan gereja-gereja Pentakostal cara menggereja yang dilakukan kurang memadai. Oleh karena itu, proses pencarian bentuk eklesiologi Pentakostal alternatif adalah suatu keniscayaan. Artikel ini mengangkat studi kasus dari Gereja Sidang-sidang Jemaat Allah di Indonesia (GSJA) International English Service (IES) Christ the King (CTK) sebagai model dari eklesiologi Pentakostal. Artikel ini menggunakan kerangka dan proses spiritualitas Pentakostal search-encounter-transformation (SET), buah pemikiran dari Mark J. Cartledge, seorang teolog Karismatik Anglikan, pakar teologi praktis Pentakostal dan Karismatik. Kerangka SET dihidupi oleh GSJA IES CTK, dan membuahkan eklesiologi hibrid Pentakostal yang bercorak liturgis, karismatis, dan oikoumenis. Artikel ini membahas latar belakang, corak dan praktik menggereja yang dijalankan oleh GSJA IES CTK dan proses konstruktif eklesiologis yang menghadirkan eklesiologi konstruktif alternatif Pentakostal.
CITATION STYLE
Marpaung, W. H. (2022). Eklesiologi Hibrid Pentakostal: Liturgis, Karismatis, dan Oikoumenis. Indonesian Journal of Theology, 10(2), 191–208. https://doi.org/10.46567/ijt.v10i2.265
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.