Saat ini rumput laut mengalami penurunan dalam jumlah petani maupun produktivitas yang diakibatkan oleh banyak faktor yang mana. Pemicu utamanya adalah adanya asimetris informasi dalam rantai pasok budidaya rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara. Salah satu solusi yang dapat ditawarkan adalah pembukaan pusat informasi budidaya rumput laut. Hal ini mengingat kondisi geografis wilayah Kabupaten Maluku Tenggara yang berbentuk kepulauan dan akses jalan, internet serta jaringan telepon seluler yang terbatas. Tujuan penelitian adalah untuk mengestimasi persepsi pelaku usaha mikro rumput laut baik distributor, penjual bibit maupun petani pada gagasan dibentuknya pusat informasi budaya rumput laut. Proses pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Januari hingga Mei 2018 menggunakan metode purposive sampling pada 13 desa di 6 kecamatan dengan jumlah sampel sebanyak 232 responden. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif dan regresi logistic. Data-data yang digunakan diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan in-depth interview. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sisi sosial ekonomi semakin berumur dan semakin tinggi tingkat pendidikan maka tingkat dukungan pelaku usaha mikro rumput laut pada pusat informasi rumput laut semakin rendah. Khusus bagi pelaku usaha, distributor rumput laut di wilayah ini cenderung menolak adanya pusat informasi rumput lat, hal ini terkait kemampuan mereka dalam memanipulasi harga jual dan kualitas produk. Currently, seaweed has decreased in the number of farmers and productivity caused by many factors, the main trigger of which is the asymmetric information in the supply chain of seaweed cultivation in Southeast Maluku District. Thus, one of the solutions that can be offered is by the opening of the seaweed cultivation information center. The objective of the present research was to estimate the perception of micro seaweed business enterprises namely distributors, sellers of seeds and farmers on the idea of forming the seaweed farming information center in Southeast Maluku District. The data collection was conducted from January to May 2018, using purposive sampling on 13 villages spread over 6 districts with a total sample of 232 respondents. Data analysis methods used in this research was descriptive analysis and logistic regression. The Data was obtained by using questionnaires and in-depth interview. The results showed that from social economic factor, the older and higher education level, tend not to support seaweed information center. In addition, based on the role on seaweed, the distributors in this region tend to reject the idea of forming the information center of seaweed farming, because it will weaken their ability to manipulate the selling price and product quality.
CITATION STYLE
Teniwut, W. A., Marimin, M., & Djatna, T. (2019). Seaweed Micro-Business Enterprises’ Support on Forming the Information Centre of Seaweed Farming. Jurnal Bisnis Dan Kewirausahaan, 15(1), 49. https://doi.org/10.31940/jbk.v15i1.1250
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.