Di masa pandemi C-19 sekarang ini sebagian besar desa wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami penurunan pengunjung. Kondisi ini disebabkan meningkatnya kekhawatiran untuk mengunjungi destinasi wisata, tidak terkecuali Desa Wisata Jamu yang terletak di Kiringan, Canden, Jetis, Bantul. Sebelum pandemi, desa ini banyak dikunjungi wisatawan. Saat ini mereka harus memutar strategi untuk tetap adaptif pada kondisi new normal. Pengabdian ini bertujuan memberikan peningkatan skills pemasaran wisata secara daring dan peningkatan skill pelaku usaha, yang dilaksanakan melalui metode penyuluhan, Focus Group Discussion (FGD), pelatihan, dan pendampingan. Hasil dari program ini berupa meningkatnya pemahaman mitra terhadap strategi usaha wisata jamu di era pandemi, meningkatnya skills pelaku usaha, meningkatnya instrumen obyek wisata jamu berupa museum jamu dan praktik langsung pembuatan jamu, dan proceeding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat. Implikasi: pentingnya peningkatan skills masayarakat dalam sosialisasi wisata melalui media virtual sebagai respon adaptif Pandemi C-19. Simpulan: Adanya pendampingan membuka wawasan baru pelaku usaha dalam memghadapi situasi pandemi yang dihadapi
CITATION STYLE
Wahyuningsih, Rr. S. H., & Zaenuri, M. (2022). MUSEUM JAMU SEBAGAI DAYA ADAPTABILITAS DESA WISATA MENGHADAPI PANDEMI COVID 19. Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat. https://doi.org/10.18196/ppm.44.759
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.