Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai keragaan tanaman jahe merah yang dibudidayakan dalam kondisi cekaman kekeringan akibat intensitas curah hujan yang kurang. Penelitian dilaksanakan di kecamatan Maja Kabupaten Lebak Provinsi Banten pada bulan Januari hingga Desember 2015 dengan kondisi curah hujan pertahun 1922 mm. Penelitian menggunakan metode penelitian Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 2 (dua) faktor, yaitu perlakuan pupuk (4 perlakuan) dan perlakuan sistem pertanaman budidaya (2 perlakuan) masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Paket teknologi terbaik pada fase vegetatif tanaman jahe umur 4 BST pada kondisi cekaman kekeringan yaitu pada perlakuan P1S2 (perlakuan 150% pupuk kandang pada sistem tanam polibag) untuk parameter tinggi tanaman sebesar 31,29 cm dan diameter batang sebesar 2,09 cm. Perlakuan P1S1 (perlakuan 150% pupuk kandang pada sistem tanam monokultur lahan) menghasilkan bobot rimpang tertinggi (12,33 gram/rumpun) pada umur panen 6,5 BST. Sistem pertanaman polybag pada kondisi cekaman kekeringan menjadikan kondisi tanaman lebih cepat mengalami kekeringan jika dibandingkan dengan sistem pertanaman di lahan.
CITATION STYLE
Lestari, S., Astuti, Y., Malik, R. J., & Kardiyanto, E. (2018). Keragaan Pertumbuhan Tanaman Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.) pada Kondisi Cekaman Kekeringan Di Provinsi Banten. Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi, 09–14. https://doi.org/10.21107/agrovigor.v11i1.3818
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.