Upaya pencegahan terjadinya kasus kekerasan seksual dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya yaitu dengan membuat panic button yang dapat digunakan pada saat berada di dalam kondisi yang darurat. Panic button ini dilengkapi dengan beberapa fitur, yaitu pengambilan gambar, perekaman suara, notifikasi pesan, dan pengirim kordinat lokasi GPS. Komponen utama yang digunakan adalah push button yang terhubung ke mikrokontroler ESP32 dan ESP-32Cam. Modul lain yang digunakan adalah modul GPS Neo - 6M sebagai pelacak lokasi, modul ISD1820 sebagai perekam suara, dan buzzer sebagai penghasil alarm. Modul ESP-32Cam berfungsi untuk mengambil gambar secara otomatis. Ketika korban kekerasan seksual menekan push button pada alat, buzzer akan berbunyi sebagai alarm dan modul ISD1820 akan mulai merekam suara. Kemudian, ESP32 akan mengirimkan pesan melalui aplikasi Telegram berupa notifikasi tanda bahaya dan link Google Maps yang diperoleh dari modul GPS. Selain itu, push button tersebut juga dihubungkan ke ESP-32Cam yang secara otomatis mengambil gambar dan mengirimkannya ke aplikasi Telegram. Ada 2 pengujian yang dilakukan pada panic button ini. Pertama yaitu pengujian fitur GPS yang dilakukan pada 2 kondisi yang berbeda dengan selisih jarak rata – rata 3,7765 m pada lokasi yang terbuka dan 13,085 m pada lokasi yang tertutup. Kedua yaitu perhitungan delay pada proses pengiriman data dari panic button ke aplikasi telegram dengan nilai delay 04.29 detik pada pengujian jarak jauh dan delay selama 04.2133 detik pada jarak dekat dan didapatkan nilai rata – rata delay 04.25 detik.
CITATION STYLE
Rahma, N. A., & Wagyana, A. (2022). Pengembangan Sexual Assault Panic Button dengan Fitur Perekam Suara dan Gambar serta Notifikasi Pesan dan Koordinat GPS. Spektral, 3(2), 132–136. https://doi.org/10.32722/spektral.v3i2.5103
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.