Pendahuuan: Suatu ruang komunkasi game online dapat berupa chatting (ketikan langsung) atau voice note yang berupa rekaman suara, yang keduanya umumnya tidak ada peraturan atau hukum penggunaan. Seiring waktu chatting serta voice note pada game online menjadi ruang terbuka terjadinya pelontaran kata tidak sopan dan kasar. Tujuan: mengetahui dampak atau efek apa saja dari toxic game pada trash talking pada remaja serta pengendalian trash talking pada diri seorang remaja. Metode: Penelitian ini didesain kualitatif mengacu pada data yang dikumpulkan melalui wawancara pribadi mendalam dengan responden. Hasil dan Pembahasan: Kecanduan terhadap game online juga berperan dalam penurunan kualitas moral yang disebabkan oleh remaja yang terlalu menghabiskan sangat banyak kesehariannya untuk menghadap layer gadget untuk bermain game online. Lalu pengaruh luar telah berhasil membaur dengan konsep diri individu maka akan ambil peran dalam kehidupannya dan menjadi sebuah perilaku. Pengulangan trash talking yang diterima player game akan membentuk sebuah sugesti dalam diri hingga membentuk perilaku yang sudah dibiasakan pada sifatnya. Minimnya dari control diri seseorang menjadi factor yang paling mendukung dalam terjadinya kecanduan game online terjadi hingga terbiasa trash talking. Oleh karena itu perlu adanya dukungan pula dari orang sekitar untuk mengendalikan perilaku negative remaja akibat game online. Kesimpulan: Terbebasnya ruang komunikasi dalam game online memberikan dampak yang signifikan terhadap perilaku trash talking pada remaja. Kata Kunci: Game toxic, game online, trash talking, perilaku, dampak, remaja.
CITATION STYLE
Putri, F., Trixie Sonia Hakim, Carenin Coshilia Firmanda, Irsanti Joenitasari Bercha Akbar, Devita Srihandayani, & Eppy Setiyowati. (2023). Dampak Toxic Game Terhadap Trash Talking Remaja. Jurnal Pendidikan Modern, 8(2), 70–75. https://doi.org/10.37471/jpm.v8i2.686
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.