Berbagai kasus perundungan yang dilakukan oleh pelajar, akhir-akhir ini banyak terjadi di Indonesia. Salah satu daerah adalah di Kota Pangkalpinang yang termasuk di wilayah Provinsi Bangka Belitung. Perundungan di sekolah adalah perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang/kelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut. Suatu yang harus diwaspadai dari perilaku ini adalah siswa melakukan perundungan karena sebelumnya pernah menjadi korban perundungan. Sehingga perlu diputus rantai agar tidak terjadi diantara siswa. Penelitian ini akan mgungkap gejala perundungan yang akan terjadi apabila terus dibiarkan. Penelitian dilakukan di tiga sekolahan yang mewakili masing-masing tingkatan yaitu SD, SMP dan SMA. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data membagikan quesioner kepada siswa. Hasil penelitian ini adalah mengungkap pengetahuan dan pengalaman siswa mengenai perundungan. Penyebab seorang menjadi pelaku perundungan karena secara umum, tingkah laku perundungan ini berawal dari masalah yang dialami oleh pelaku, baik masalah keluarga maupun dengan lingkungan yang ada disekitar kehidupannya. Hal yang menyebabkan perundungan antara lain kepribadian (individu anak), sekolah, keluarga, masyarakat dan media. Penelitian ini juga mengungkap tentang intervensi sosial yang dibutuhkan untuk mengatasi perundungan yang diharapkan dapat dikembangkan menjadi
CITATION STYLE
Harjanto Setiawan, H. (2018). PENGEMBANGAN SISTEM PERINGATAN DINI PERUNDUNGAN PADA PELAJAR DI KOTA PANGKALPINANG. Sosio Konsepsia, 7(2). https://doi.org/10.33007/ska.v7i2.1199
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.