Telah terjadi peningkatan pentingnya penilaian proses sebagai akibat dari penekanan kurikulum 2013 pada pembelajaran berbasis aktivitas. Penilaian otentik diperlukan sebagai pengganti evaluasi berbasis pengujian, yang hanya mengukur kompetensi pengetahuan (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Kurikulum 2013 menekankan pentingnya pengujian dunia nyata. Ini adalah penilaian lengkap yang melihat input, proses, dan hasil pembelajaran. Masalah dunia nyata, bukan masalah kelas, harus menjadi fokus evaluasi otentik. penerapan berbagai teknik dan standar holistik (kompetensi yang lengkap mencerminkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian yang benar tidak hanya berfokus pada seberapa banyak yang diketahui siswa, tetapi pada seberapa banyak yang dapat mereka lakukan. Penilaian otentik memerlukan guru yang berpengalaman dalam kesulitan yang dihadapi siswa di dunia nyata. Kurikulum baru tahun ini mengharuskan instruktur untuk menggunakan jenis penilaian baru, tetapi sebagian besar belum mengembangkannya. Penilaian kinerja, evaluasi produk, dan penilaian proyek adalah contoh penilaian otentik yang dimaksud. penilaian), evaluasi emosional, dan penilaian portofolio adalah contoh lebih lanjut dari penilaian otentik. Kompetensi pedagogik guru dapat ditingkatkan dengan kegiatan in-house training, yang dapat didasarkan pada fakta-fakta yang disajikan di atas mengenai keadaan guru. Untuk meningkatkan kemampuan instruktur dalam menyusun dan menyusun formulir penilaian otentik, seperti evaluasi kinerja, evaluasi produk, evaluasi proyek, evaluasi afektif dan evaluasi portofolio, tujuan dari latihan ini adalah untuk (penilaian portofolio).
CITATION STYLE
Rulyansah, A., Budiarti, R. P. N., Mardhotillah, R. R., Rihlah, J., & Wardhani, R. P. (2022). Pemberdayaan Guru Sekolah Dasar dalam Menerapkan Authentic Assesment. Indonesia Berdaya, 3(4), 779–786. https://doi.org/10.47679/ib.2022306
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.