Pendahuluan: Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) yang termasuk dalam tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2, yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk kekurangan gizi pada tahun 2030. Stunting atau pertumbuhan terhambat dikenal sebagai suatu kondisi yang menyebabkan anak memiliki tubuh yang agak lebih pendek dari rekan-rekan mereka. Kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah janin yang kekurangan asupan nutrisi selama kehamilan, faktor genetik, dan sanitasi yang buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Anemia Kehamilan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Galesong. Tengah, Kabupaten Takalar. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian analisis kuantitatif dengan sampel sebanyak 32 orang, pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat anemia pada kehamilan dengan kejadian stunting pada balita (p<0,45). Berdasarkan pengukuran TB/U, sebagian besar anak memiliki tinggi badan yang sesuai (normal) (dengan standar deviasi -2 sampai >2 SD), sebanyak 23 orang (71,9%) dan 9 orang (28,1%) mengalami stunting (dengan standar deviasi
CITATION STYLE
Mantasia, M., & Sumarmi, S. (2022). HUBUNGAN RIWAYAT ANEMIA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BATITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GALESONG KABUPATEN TAKALAR. Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), 8(1), 205–213. https://doi.org/10.33023/jikep.v8i1.997
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.