Program terapi rumatan metadon (PTRM) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menangani penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA) di Indonesia. Parameter keberhasilan PTRM dapat dilihat dari nilai retensi yang merupakan lamanya pasien didalam menjalani terapi rumatan metadon setelah mendapatkan terapi stabilisasi (pemberian metadon selama 6 minggu atau 42 hari). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pasien dan terapi terhadap nilai retensi pada PTRM di RSJ Menur Surabaya. Penelitian dengan rancangan cross-sectional ini dilakukan secara retrospektif dengan melihat data rekam medis pasien pecandu NAPZA. Penelitian ini melibatkan 41 subyek yang telah dipilih secaraconsecutive sampling. Data karakteristik pasien dan terapi dianalisis secara deskriptif dan hubungan variabel dengan nilai retensi dianalisis menggunakan korelasi Spearman.Hasil penelitian menunjukkan nilai retensi pada 6 bulan (4,9%), 9 bulan (12,2%), 12 bulan (19,5%), 24 bulan (26,8%), 36 bulan (26,8%), 48 bulan (4,9%) dan 60 bulan (4,9%). Berdasarkan korelasi Spearman, dosis rumatan terkecil merupakan variabel yang menunjukkan korelasi yang signifikan terhadap nilai retensi (p=0,036 dengan korelasi cukup r=-0,328). Oleh sebab itu, pemilihan dosis terkecil pada pasien yang menjalani terapi rumatan metadon perlu menjadi perhatian khusus untuk meningkatkan keberhasilan PTRM, yang dalam penelitian ini ditunjukkan dari nilai retensi.
CITATION STYLE
Diasari, A. S., Prayitno Setiadi, A. A., & Nurmayanti, L. (2019). Hubungan antara Karakteristik Pasien dan Terapi terhadap Nilai Retensi di RSJ Menur Surabaya. JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, 17(2), 132. https://doi.org/10.35814/jifi.v17i2.535
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.