Lahan yang sempit menjadi permasalahan bagi pertanian konvensional untuk bercocok tanam. Pengelolaan lahan sempit bisa diatasi dengan sistem hidroponik yang manfaatkan teknologi dalam bercocok tanam. Lahan sempit yang dimiliki oleh rumah tangga bisa dimaksimalkan untuk bercocok tanam. Namun, stigma rumah tangga masih terpaku pada pertanian konvensional dengan mengelola lahan yang luas. Stigma ini kemudian harus diubah dengan memberikan literasi kepada rumah tangga tentang bercocok tanam dengan menggunakan metode hidroponik. Berlandaskan kepada pemahaman tersebut maka Program Studi Manajemen Kampus II UNAND menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan dengan tema “Memanfaatkan Lahan Sempit untuk Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga, Melalui bercocok Tanam Menggunakan Sistem Hidroponik”. Tujuan utama diadakan kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan melalui pelatihan pada warga Nagari Sungai Kamuyang mengenai pemanfaatan sistem hidroponik. Tujuan lainnya adalah memberikan liretasi terkait peluang usaha yang dapat dihasilkan dari bercocok tanam menggunakan sistem hidroponik, menggali kreativitas warga dalam pemanfaatan lahan sempit, dan menghasilkan tanaman yang bersih dan sehat. Metode pengabdian menggunakan ceramah, praktek langsung, dan diskusi dengan narasumber. Kegiatan pengabdian dilakukan di kantor walinagari Sungai Kamuyang. Dalam penyelenggaraan pelatihan ini peserta dibekali dengan ilmu dasar terkait hidroponik, dan kemudian mempraktikkan secara langsung bercocok tanam dengan hyroponic wick system. Masyarakat mengharapkan kegiatan seperti ini tetap terus dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang lebih baik lagi.
CITATION STYLE
Rahmi, D. Y., Faisal, R. F., Agestayani, A., Susiana, S., Marlina, W. A., Mardiah, F. P., … Srivani, M. (2020). HIDROPONIK SEBAGAI BENTUK PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI NAGARI SUNGAI KAMUYANG. Jurnal Hilirisasi IPTEKS, 3(1), 20–30. https://doi.org/10.25077/jhi.v3i1.389
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.