Kekhasan teologi abad pertengahan terletak pada sisi intrinsik budaya asali yang menjadi landasan berteologi, yaitu budaya iman kristiani sendiri (respublica christiana). Inti teologi abad ini bersumber pada misterisitas Allah sendiri. Allah mewahyukan diri-Nya dalam Putera-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Maestro Utama dan Otoritas Tertinggi. Sabda-Nya diterima sebagai otoritas tertinggi dalam merumuskan iman Gereja. Misteri Allah yang mewahyukan diri ini didekati, dipelajari, diklasifikasi dan didalami dalam terang iman dan kebenaran (ratio). Sisi internal yang memperlihatkan pembaharuan teologi abad ini ditemukan dalam konsep mengenai “teologi†itu sendiri, metode dan status epistemologinya. Teologi menjadi sebuah ilmu, namun bukan ilmu umum, melainkan ilmu dalam konsep teknis, yaitu cognito rei per causas (akal menjadi media untuk mencari sebab atau alasan). Sebagai sebuah ilmu yang otonom, “teologi tidak lagi menjadi perluasan sederhana dari karya eksegetis, melainkan karya yang sama sekali baru dan berbeda dari ilmu-ilmu yang lain sebab berakar pada misteri (hal-hal supranatural), obyek dari dunia iman (materinya) dan dipadukan dengan kriteria.
CITATION STYLE
Ara, A. (2020). TEOLOGI ABAD PERTENGAHAN : (Teologi Skolastik) Dasar, Karakter dan Titik Berangkat. LOGOS, 13(2), 26–55. https://doi.org/10.54367/logos.v13i2.873
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.