Stigma negatif oleh lingkungan terhadap pasien gangguan jiwa tidak hanya menyebabkan terkucilkannya pasien dari lingkungan, tetapi beban psikologis bagi keluarga yang akan menjadi penghambat dalam kesembuhan pasien. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan antara pemberian Strategi Pelaksanaan Masyarakat sebelum dan sesudah terhadap penurunan stigma masyarakat Desa Sukosari adalah suatu desa dengan jumlah pasien gangguan jiwa yang cukup banyak di wilayah Puskesmas Ngrandu Ponorogo. Rancangan penelitian ini menggunakan jenis eksperimental, dengan tipe True experimental pre-post test group. Populasi sebanyak 22 Kepala Keluarga, dengan sampel sebanyak 20 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data bulan September – Oktober 2020 di Desa Sukosari Wilayah Puskesmas Ngrandu Ponorogo. Instrumen penelitian dengan kuesioner Peer Mental Illness Stigmatization Scale (PMISS). Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon Signed Ranks Test dengan Asymp.Sig (2-tailed) dengan signifikansi 0,05. Hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada perbedaan antara pemberian Strategi Pelaksanaan Masyarakat sebelum dan sesudah terhadap penurunan stigma masyarakat. Stigma masyarakat sebanyak 65% memiliki peningkatan nilai yang positif melalui dukungan sosial yang diberikan kepada pasien gangguan jiwa dan keluarga. Stigma masyarakat yang positif dapat bermanfaat dalam memberikan dukungan terhadap terjadinya kekambuhan pada pasien gangguan jiwa
CITATION STYLE
Hartanto, A. E., Hendrawati, G. W., & Sugiyorini, E. (2021). PENGEMBANGAN STRATEGI PELAKSANAAN MASYARAKAT TERHADAP PENURUNAN STIGMA MASYARAKAT PADA PASIEN GANGGUAN JIWA. Indonesian Journal for Health Sciences, 5(1), 63–68. https://doi.org/10.24269/ijhs.v5i1.3249
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.